Kepedulian terhadap sesama, diwujudkan dengan ketulusan bergotong royong sebagai roh pelaksanaan puasa Ramadan menuju hari yang fitri.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat merayakan Idul Fitri bersama keluarga di Bali. (Dok. Bambang Soesatyo)
“Kebersamaan dan persatuan itu sudah terwujud sejak umat bersama-sama mengawali puasa Ramadan. Umat melaksanakan salat tarawih bersama, tadarus bersama dan melaksanakan kegiatan ibadah lainnya pun bersama-sama,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, di Bali, Selasa (3/5)
Menurutnya, esensi lain dari Idul Fitri adalah kemauan untuk peduli. Karakter peduli yang sejatinya sudah menjadi karakter bangsa, hendaknya kembali digelorakan pada saat datangnya Idul Fitri.
“Mereka yang berlebih, berbagi melalui infak, sedekah dan zakat. Bulan suci Ramadan dipahami dan dimaknai sebagai bulan penuh berkah. Sebab, pada momentum itulah terwujud kesatuan dan persatuan untuk membantu mereka yang lemah,” ujarnya.
Terlebih, kepedulian terhadap sesama diwujudkan dengan ketulusan bergotong royong sebagai roh pelaksanaan puasa Ramadan menuju hari yang fitri. Dia menambahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, tidak mengadakan acara open house pada Idul Fitri.
“Hal itu guna menghindari potensi penularan Covid-19. Sejak pandemi Covid-19 saya tidak mengadakan acara open house saat perayaan Idul Fitri. Ini sesuai dengan arahan Presiden, yang meminta agar pejabat negara dan pegawai di kementerian/lembaga tidak menggelar open house di kediaman masing-masing,” tandasnya.