Seluruh pelajar diminta untuk memanfaatkan ruang digital dengan baik. Terlebih melihat maraknya kehidupan dunia digital, yang dipenuhi dengan beragam konten negatif
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Philip Gobang. (Biro Humas Kementerian Kominfo)
“Tentu kita mesti melakukan sesuatu, agar tantangan tersebut justru memberikan kita kekuatan dan konsistensi untuk menggunakan ruang digital bagi kepentingan diri kita sendiri,” kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Philip Gobang dalam kegiatan Pengenalan Fiber Optic Palapa Ring Timur di Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/7).
Menurutnya, ruang digital yang tersedia harus mampu memajukan diri dan masyarakat, daerah. Selain itu juga memanfaatkan perubahan-perubahan besar dari perkembangan-perkembangan teknologi.
“Melalui pelatihan alat OTDR dan Splicer dalam pengenalan fiber optic Palapa Ring Timur yang diselenggarakan BAKTI Kominfo dan Pemda Ruteng, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan khususnya para pelajar. Karena momentum ini tentu merupakan satu bekal bagi kehidupan perkembangan masyarakat terutama bagi generasi muda,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia ingin para pelajar memanfaatkan peluang dan kesempatan untuk memperkaya wawasan. Pada era teknologi digital saat ini, lanjutnya, berbagai macam tantangan, perubahan dan perkembangan teknologi akan terus terjadi sampai ke masa depan.
“Disamping itu, seiring perkembangannya juga memungkinkan setiap manusia untuk ikut ambil bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan yang modern tersebut. Sekali lagi mengajak, mari kita tetap menjadi homo sapiens, manusia yang bijak menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang untuk memajukan diri, masyarakat dan daerah,” tandasnya.
Keunggulan
Dia menambahkan, dalam bahasa latin, homo artinya manusia dan sapiens artinya cerdas atau bijak. Hal itu karena manusia memiliki keunggulan dalam kapasitas dan potensi otak atau kecerdasannya dibandingkan dengan makhluk lain.
“Salah satu filsuf Prancis menegaskan status manusia sebagai homo sapiens dengan kalimat Cogitu Ergo Sum, aku berpikir maka aku ada. Selanjutnya, kemampuan berpikir lalu menjadi panglima dalam melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga saat ini,” tegasnya.
Diktum dari Rene Descartes yang hidup pada abad 17 yang lalu itu, menjadi tonggak awal modernisasi Eropa. Kemudian mempengaruhi seluruh dunia hingga pada masyarakat di Ruteng.
“Keberadaan manusia pada era teknologi digital ditentukan oleh aktivitas di dunia maya. Misalnya dengan aktif menggunakan gadget. Bahkan melakukan klik pada tombol HP-nya dia mengatakan siapa aku sebenarnya dengan aktivitas upload, chating, sharing, posting dan sebagainya,” imbuhnya.
Melalui komunikasi digital, manusia ingin diakui, di-like, dikomen dan itu menunjukkan manusia kini berpindah dari dunia nyata ke dunia maya. Dunia nyata dan dunia maya semakin tipis batasnya.
“Dimana ponsel pintar atau gadget telah menjadi eksistensi kapasitas pikiran manusia dan semua data tersimpan dalamnya. Sehingga genggaman tangan menggantikan pikiran manusia,” jelasnya.