Kemudahan arus komunikasi dan interaksi, membawa tantangan yang serius pada pembangunan kualitas manusia.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Bagian Pemberitaan MPR RI)
“Yakni ancaman terhadap nilai budaya dan keadaban, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya serta ancaman terhadap warisan kearifan lokal bangsa kita bangsa Indonesia,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/6).
Hal itu disampaikannya dalam acara Sarasehan Pancasila dengan tema Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara dan Relevansinya Dalam Kehidupan Bersama. Menurutnya, globalisasi telah mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan umat manusia.
“Yakni melalui produk-produk dan gaya hidup yang dikemas dan ditampilkan secara sangat menarik. Daya tarik itu harus dapat diimbangi, bahkan harus dilampaui oleh Pancasila,” ujarnya.
Oleh karena itu, watak dan fokus politik yang bersifat miopik atau rabun, rabun politik dan orientasi jangka pendek, harus ditinggalkan. Hal itu untuk menyikapi berbagai perkembangan dan tantangan global.
“Kita memerlukan perencanaan jangka panjang secara berkesinambungan. Menyongsong Indonesia emas tahun 2045, kita tentu akan dihadapkan pada banyak perubahan, baik yang menghadirkan peluang maupun tantangan,” tandasnya.
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan derasnya harus globalisasi, juga menempatkan pembangunan nasional pada posisi yang semakin terhubung dengan realitas global. Dimana landscape ideologi politik dan ekonomi global saat ini penuh dengan disrupsi dan penuh dengan kompetisi.
“Persaingan akan semakin tajam dan memanas. Antar negara berebut investasi berebut investasi dan teknologi, berebut pasar dan berebut sumber daya manusia unggul, yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya,” tegas dia.
Ditegaskan, dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi. Dalam era disrupsi yang penuh dengan ketidakpastian ini, kemapanan bisa saja dan tidak mungkin bisa saja terjadi.
“Seiring dengan kompleksitas dinamika zaman, maka kesadaran kolektif untuk menjaga komitmen kesatuan dalam hidup berbangsa, menjadi kian penting dan mendesak. Karena menjadi Indonesia yang Bersatu, merupakan syarat utama untuk memenangkan persaingan global yang hari ini makin kencang,” tukasnya.