Diperlukan Upaya Bersama Selesaikan Permasalahan Global

Pandemi Covid-19 telah menjadi wake up call akan pentingnya upaya dan kerja bersama. Khususnya dalam menghadapi masalah-masalah global.

Diperlukan Upaya Bersama Selesaikan Permasalahan Global

Ketua DPR RI Puan Maharani saat berbicara dalam The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali. (Biro Pemberitaan DPR RI)

Wowsiap.com - Pandemi Covid-19 telah menjadi wake up call akan pentingnya upaya dan kerja bersama. Khususnya dalam menghadapi masalah-masalah global.

“Diperlukan upaya bersama dalam menyelesaikan permasalahan global seperti kerentanan pangan, energi, air bersih sanitasi dan kelestarian alam,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani saat berbicara dalam The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, Kamis (26/5).

Forum tersebut bertema From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World. Menurutnya, persaingan ekonomi global dan perkembangan industri, telah menciptakan kesenjangan antar negara.

“Terutama dalam mengeksploitasi alam, pemanfaatan teknologi eksploitasi dan jalannya pembangunan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Kesenjangan capaian kemajuan antar-negara, membuat negara-negara di dunia memiliki sikap yang berbeda,” ujarnya.

Khususnya dalam mengeksploitasi alam sebagai sumber untuk pendapatan negara. Karenanya, kata dia, tema pertemuan GPDRR ini memang sangat tepat dan relevan. 

“Dunia perlu membangun resiliensi bencana, yang berpusat pada manusia (people-centered). Resiliensi bencana yang berpusat pada manusia, dimulai dari membangun kesadaran dan komitmen untuk menjaga kelestarian dan daya dukung alam dan lingkungan hidup,” tandasnya.

Pada tahap selanjutnya, terdapat pula tuntutan kemauan bersama dalam membangun tata dunia ekosistem industri dan perekonomian yang ramah terhadap lingkungan hidup. Sebab, sejak deklarasi Dasasila Bandung 1955 yang bercita-cita setiap bangsa merdeka dan sejahtera, hingga saat ini masih ditemukan berbagai kasus.

“Antara lain kekurangan pangan, air bersih, kerusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup, yang masih banyak ditemukan. Oleh karena itu, diperlukan perubahan cara berpikir,” tegasnya.

Memulihkan
Yaitu suatu cara berpikir bahwa manusia tidak saja mengambil dari alam, tetapi kita harus memulihkan alam kembali kepada ekosistem yang baik. Di sisi lain, parlemen juga semakin menyadari peran strategis dalam penguatan kerja sama internasional antar parlemen.

“Yaitu untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Isu ini menjadi salah satu perhatian bersama antara lain di Inter Parliamentary Union (IPU), yang merupakan forum parlemen negara-negara dunia,” ucapnya.
 
Sebagai Presiden Majelis IPU ke-144 di Bali, 20-24 Maret 2022 lalu, dia telah memimpin disepakatinya Deklarasi Nusa Dua. Dimana terkait upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

“Dalam Deklarasi Nusa Dua, parlemen-parlemen negara dunia menegaskan komitmen untuk penguatan aksi nasional untuk mewujudkan komitmen global. Yaitu mencapai net zero emmissions,” jelasnya.

Selain itu, dukungan terhadap pembiayaan iklim bagi negara berkembang sebesar 100 milliar dolar AS yang harus segera dipenuhi. Puan menyatakan, diperlukan bentuk kerja sama antar bangsa dan negara yang realistis dan nyata, untuk dapat menyentuh permasalahan inti.

“Permasalahan inti yang dimaksud yaitu mengelola persaingan ekonomi global dan industri. Yang mana dapat berkontribusi dalam pemulihan lingkungan hidup,” imbuhnya.

Di mana industri tidak hanya mengambil dari alam. Akan tetapi juga harus dapat mengembalikan pemulihannya. “Ini adalah suatu program pemulihan yang dilakukan secara sistematis dan masif,” terangnya.

global ekonomi teknologi lingkungan hidup bencana