Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi Covid-19, justru menghadapi masalah baru. Yakni perang di Ukraina
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Amerika Serikat di Washington D.C, AS. (Biro Humas Kemendag)
“Pesiden menentang terjadinya peperangan ini. Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi Covid-19, justru menghadapi masalah baru. Yakni perang di Ukraina,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam keterangan tertulis Kementerian Perdagangan, Minggu (15/5).
Mendag mendampingi Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN–Amerika Serikat (AS) di Washington DC. Menurutnya, Presiden memandang perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia.
“Kenaikan harga pangan, energi dan inflasi telah terjadi. Hal itu sangat memperberat perekonomian dan memperlambat tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs di negara berkembang dan kurang berkembang,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Kemudian, saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh, justru unilateralisme yang makin mengemuka.
“Penekanannya adalah pada besarnya pengaruh AS dan Eropa dalam menghentikan perang di Ukraina. Sekali lagi, bukan memenangkan perang di Ukraina,” tandasnya.
Mendag menuturkan, Presiden menegaskan bahwa perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Selain itu, setiap negara dan setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment.
“Hal itu agar perang dapat dihentikan dan perdamaian dapat terwujud,” tegasnya.
Saat ini, kata dia, kondisi pertumbuhan ekonomi dunia cukup memadai. Dana Moneter Internasional atau IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi muncul dan berkembang di Asia sebesar 0,5 persen pada 2022. Lalu, 0,2 persen pada 2023.
“Bank Dunia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hanya 1,2 persen. Presiden menyampaikan bahwa kenaikan 10 persen harga minyak dunia akan berdampak pada menurunnya pendapatan nasional beberapa negara ASEAN sebesar 0,7 persen,” ucapnya.
Kemiskinan
Selain itu, kenaikan harga gandum juga akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen di sebagian negara ASEAN. Selama ini, ASEAN telah membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong kebiasaan habit of dialogue dan rule based order.
“Spirit tersebut juga didorong agar bisa dilaksanakan di negara-negara Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik. Presiden menyambut baik inisiatif Amerika Serikat melalui Indo-Kerangka Ekonomi Pasifik (IPEF),” tuturnya.
Presiden juga berharap sinergi antara IPEF dengan prioritas kerjasama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific). Dia menambahkan, Presiden berencana melakukan Indo-Infrastructure Forum saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun depan.
“Presiden berharap partisipasi Amerika Serikat dalam forum tersebut,” jelasnya. Sebagai tindak lanjut arahan Presiden, kami akan menggelar ASEAN Economic Ministers (AEM) Special Meeting di Bali pada 17–18 Mei 2022 mendatang,” jelasnya.
Dikatakan, selama KTT berlangsung, Mendag melaksanakan arahan Jokowi untuk melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan sejumlah negara ASEAN. Yakni membahas agenda pemulihan ekonomi kawasan akibat pandemi Covid-19.
Dalam KTT Khusus ASEAN–AS tersebut, presiden juga didampingi Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.