Peran orangtua sangat penting dalam menghadapi hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini.
Ketua DPR RI Puan Maharani. (Biro Pemberitaan DPR RI)
“Peran orangtua sangat penting dalam menghadapi hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan menjaga pola keseharian anak,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani di Jakarta, Rabu (11/5).
Selain itu, pemerintah harus bekerja cepat dalam memonitor dan mengatasi virus tersebut. Terlebih, WHO melaporkan sudah ada 348 kasus hepatitis akut di berbagai belahan dunia.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebut sudah ada 15 kasus dugaan penyakit ini di Indonesia, dan lima di antaranya meninggal dunia. Berdasarkan laporan, hepatitis akut menyerang anak dengan rentang usia 1-17 tahun.
“Saya meminta agar seluruh pihak tidak menyepelekan virus hepatitis akut yang menular lewat asupan makanan atau melalui mulut itu. Khususnya kepada para ibu yang mayoritas banyak menghabiskan waktu dengan anak, saya mengimbau agar menjaga dan memastikan kebersihan makanan anak,” ujarnya.
Selain itu, terus memperhatikan protokol kesehatan. Masyarakat juga diminta untuk selalu menjaga kebersihan.
“Termasuk dengan rajin mencuci tangan dengan sabun. Kemudian dengan tidak menggunakan alat makan bersama dengan orang lain dan menghindari kontak anak-anak dari orang yang sakit,” tandasnya.
Deteksi Dini
Dia menambahkan, orangtua harus lebih awas dan banyak mencari informasi sehingga bisa mendeteksi secara dini apabila anak mengalami gejala hepatitis. Adapun pemerintah perlu terus berkoordinasi dengan WHO dalam menghadapi hepatitis akut.
“Pemerintah agar terus memberi penjelasan yang akurat kepada masyarakat, terkait kasus dan penanganan penyakit yang masih misterius ini. Sehingga tidak muncul kabar yang simpang siur terkait penyakit ini,” tegasnya.
Penting juga menjaga informasi, untuk menghindari berita-berita hoax yang dapat menimbulkan kepanikan masyarakat. Pada saat yang sama, pemerintah harus segera menentukan protokol penanganan kasus hepatitis akut.
“Apalagi, penyakit ini muncul di saat pandemi Covid-19 belum berakhir. Dengan penanganan yang tepat, kita berharap semua nyawa pasien hepatitis akut ini dapat diselamatkan,” ucapnya.
Pemerintah pusat juga harus meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah. Khususnya dalam monitoring terkait potensi munculnya kasus-kasus baru di berbagai wilayah.
“Siagakan dokter anak dan tenaga medis lainnya di setiap daerah serta mempersiapkan fasilitas kesehatan untuk skenario terburuk. Termasuk juga dengan terus memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM),” imbunya