KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar
Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah. (Biro Pemberitaan DPR RI)

Wowsiap.com – Sikap PT Pertamina (Persero) yang telah bersedia berbagi beban (burden sharing), patut diapresiasi. Hal itu terkait respon Pertamina atas kenaikan harga minyak dunia, yang masih bertahan diatas 100 dolar AS barel.

“Dari sisi APBN, Badan Anggaran DPR RI telah memberikan persetujuan kepada pemerintah untuk menambah alokasi subsidi energi sebesar Rp 74,9 triliun,” kata Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah di Jakarta, Jumat (10/6).

Selain itu, Banggar juga setuju atas tambahan alokasi kompensasi BBM dan listrik sebesar Rp 275,0 triliun. Dengan rincian yakni kompensasi BBM sebesar Rp234,0 triliun dan listrik Rp41,0 triliun.

“Terima kasih Pertamina atas kesediaan berbagi beban,” ujarnya. Sebelumnya pada tanggal 19 Mei lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Banggar telah menyetujui perubahan postur APBN 2022.

Perubahan itu dilatarbelakangi oleh pergeseran asumsi Indonesian Crude Price (ICP) pada APBN 2022. Yang semula di patok 60 dolar AS per barel, sedangkan harga ICP terus naik hingga diatas rata rata 100 dolar AS per barel.

“Banggar DPR mengambil langkah cepat untuk menyetujui perubahan APBN 2022 yang diajukan oleh pemerintah. Hal ini agar APBN bisa menyesuaikan kondisi eksternal dan pemerintah dapat memiliki elastisitas fiskal,” tandasnya.

Tanggung Jawab
Khususnya untuk kenaikan alokasi subsidi dan kompensasi energi. Langkah Pertamina yang ikut memikul beban APBN ini diapresiasi. Hal ini merupakan bukti Pertamina dalam memprioritaskan pelaksanaan Public Service Obligation (PSO), sebagai tanggung jawab bersama untuk melindungi hajat hidup orang banyak.

“Langkah ini memang lebih prioritas ketimbang memburu keuntungan semata. Khususnya di saat tekanan harga minyak bisa menyulitkan hajat hidup rakyat,” tegasnya.

Dia menambahkan, tanpa kontribusi Pertamina, APBN akan jauh lebih berat menanggung beban subsidi dan kompensasi BBM. Keprihatinan bersama yang ditunjukkan oleh Pertamina inilah yang sangat diapresiasi.

“Kesediaan Pertamina memangkas target nett profit 3 miliar dollar AS demi bersama sama membantu negara dan rakyat bentuk nyata burden sharing,” imbuhnya. Hingga April 2022, Pertamina telah berkontribusi besar pada penerimaan negara di tengah kenaikan harga minyak dunia.

Pertamina telah menyumbang Rp143 triliun ke negara. Namun Pertamina tidak lantas sorak sorai mendapat windfall profit. 

“Semangat menjaga keprihatinan untuk berbagi beban dengan APBN agar harga BBM tidak melonjak, sangat bermakna penting. Inilah manifestasi kegotongroyongan, nyata adanya,” imbuhnya.

Dia berharap agar keputusan Pertamina ini bisa dijadikan contoh BUMN lainnya. Yakni dengan mempertimbangkan segala kapasitasnya masing masing.

“Bahwa ada saatnya pemerintah membantu BUMN. Akan tetapi pada waktunya, BUMN tahu diri dan berpikir strategis tentang kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar,” tukasnya.