Tren industri kreatif mendorong PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) untuk ikut serta memberikan pembiayaan di sektor ini.
BFI Finance siap modali industri kreatif
Salah satunya sektor industri percetakan yang belakangan pasarnya semakin tumbuh pesat.
Regional Manager BFI Finance Jatim dan Bali, Kadek Tirtayasa, mengatakan, salah satu faktor yang mendukung tumbuhnya industri percetakan di Indonesia terus tumbuh antara lain adalah semakin berkembangnya sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"UMKM ini makin banyak jenis serta pilihan usaha. Mulai dari makanan dan minuman hingga produk inovasi yang memerlukan sentuhan industri percetakan untuk branding produk," kata Kadek, saat ditemui di sela kegiatan Surabaya Printing Expo (SPE) 2022 di Exhibition Hall Grand City Surabaya, dikutip Minggu (26/6/2022).
Pihaknya bekerjasama dengan para supplier mesin cetak untuk memberikan layanan pembiayaan pembelian mesin cetak tersebut.
Selanjutnya, melalui SPE 2022 yang digelar secara offline, pertama kali sejak pandemi, menjadi kesempatan bagus bagi BFI Finance untuk menunjukkan layanan pembiayaan modal kerja di sektor ini.
"Untuk sektor seperti mesin cetak ini adalah layanan pembiayaan kami di sektor machinery dan kontribusi masih kecil, namun sektor ini siap ikut meningkatkan kinerja pembiayaan di tahun ini," jelas Kadek.
Tahun ini, kata dia, BFI Finance menargetkan penyaluran pembiayaan hingga Rp16 triliun, dan porsi Jatim sebesar 20 persen.
Diakui Kadek, pandemi COVID-19 yang berlangsung dalam dua tahun terakhir ini, sangat berdampak pada industri kreatif.
Namun dengan mulai pulihnya ekonomi sejak semester 2 tahun 2021 dan terus mengalami peningkatan di tahun 2022 ini, membuat pihaknya optimis target kinerja bisa tercapai.
"Kami juga berharap portofolio kami di mesin ini meningkat. BFI Finance sekarang sudah tidak hanya pembiayaan otomotif tapi sudah multi finance," jelas Kadek.
Meski diakuinya, kontribusi pembiayaan otomotif masih 80 persen. Sementara Machinery masih berada di 20 persen bersama pembiayaan multi lain, selain otomotif.
"Khusus untuk machinery dikontribusi oleh mesin percetakan sekitar 40 persen, dan 45 persen mesin industri manufaktur serta sisanya mesin lainnya," beber Kadek.
Sementara untuk industri percetakan, BFI Finance ada catatan, ada meningkatnya permintaan untuk cetak kemasan, kegiatan indoor dan outdoor untuk banner, garment sublime serta souvernir.
Corporate Manager Surabaya BFI Finance, Lily Listyani menambahkan, kehadiran mereka di event SPE ini, untuk memberikan pembiayaan mesin melalui kemudahan skema persetujuan cepat 5 hari, tenor hingga 36 bulan dan plafon pembiayaan hingga Rp15 miliar.
"Skema pembiayaan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan industri dan daya saing yang sehat," kata Lily.
Apalagi ini baru pertama kali, BFI Finance hadir di gelaran SPE setelah pandemi.
Target pembiayaan mereka tidak muluk-muluk. "Namun kami bersyukur, dalam dua hari gelaran SPE ini sudah ada 10 pengajuan pembiayaan dengan plafon mulai Rp 500 juta sampai Rp1 miliar," jelas Lily.
Area Manager BFI Finance Surabaya, Bambang Hartoyo menjelaskan, sejak masuk ke pembiayaan mesin pada 2014, BFI Finance berkomitmen memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan terpercaya.
"Selain mesin printing, BFI Finance juga melayani pembiayaan mesin supporting, seperti generator set dan kompresor, mesin untuk industri tekstil dan garment, hingga kebutuhan industri manufaktur dan akan merambah ke sektor industri alat kesehatan hingga IT Equipment," pungkas Bambang.