Kampung Janda Baik yang Suka Menolong

Di Pahang Malaysia terdapat sebuah kampung yang cukup unik namanya, yakni kampung Janda Baik.

Kampung Janda Baik yang Suka Menolong

Di Pahang Malaysia terdapat sebuah kampung yang cukup unik namanya, yakni kampung Janda Baik.


Berbagai kisah asal usul nama Kampung Janda Baik tersebar dari mulut ke mulut orang Melayu jiran. Setidaknya, terdapat tiga kisah dengan versi berbeda yang mewarnai kehidupan masyarakat penghuni kampung ini.

Udaranya yang sejuk, kampung ini jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan, namun kampung ini mampu memanjakan kita dengan panorama alam yang indah.

Nama 'Janda Baik' muncul karena banyak wanita berstatus janda pada masa itu. Suami para janda meninggal dalam perang saudara yang terjadi di wilayah Selangor.

Para janda di sini tak hanya dikenal berparas cantik, namun mereka juga mempunyai kepribadian luhur yang suka menolong orang lain dalam kesulitan. Sehingga tak heran jika para wanita di kampung ini banyak dipuji orang karena berhati mulia atau berakhlak 'baik' dan terpuji.

Semula, nama kampung ini adalah Kampung Tiga Haji. Pendiri desa tersebut ialah tiga orang bergelar haji yaitu Haji Deris, Haji Kadir dan Haji Yasir. Kemudian nama kampung diubah menjadi Janda Baik pada tahun 1936 silam.

Kemudian petugas distrik Bentong Henry Peacock menyarankan nama kampung diubah menjadi 'Janda Baik'. Janda dalam bahasa Melayu berarti 'cerai' dan baik mengacu pada hubungan antara dua pasangan tersebut yang membaik sejak mereka bersatu kembali alias rujuk.

Kisah lainnya, asal usul nama Janda Baik konon berasal dari seorang janda yang baik hati membantu penduduk Pahang.

Di tahun 1918 pernah terjadi perang saudara di Selangor. Peperangan ini menyebabkan penduduk lokal banyak jatuh korban. Seorang janda disana bersedia merawat penduduk yang terluka. Ia juga mengizinkan penduduk untuk tinggal di rumahnya sampai sembuh total. Sayangnya, tak ada literatur yang menyebut identitas sang janda baik hati tersebut.

Nama Kampung Janda Baik di Pahang Malaysia tidak berbeda dengan yang ada di Indonesia seperti Desa Ciburayut (Bogor) dan Desa Batuah (Banjarbaru, Kalsel), kampung yang tersemat kata 'janda' itu memiliki latar belakang yang intinya sama, yakni dihuni para perempuan berstatus janda karena ditinggal mati suaminya.