Mengenal Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
Wowsiap.com - Pada 17 Maret 1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblad Nomor 77, pemerintah Belanda menyatakan status kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai daerah Suaka Margasatwa Gunung Rinjani.
Wowsiap.com - Pada 17 Maret 1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblad Nomor 77, pemerintah Belanda menyatakan status kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai daerah Suaka Margasatwa Gunung Rinjani.
Gunung Rinjani Photo by Adventureinyou
Wowsiap.com - Pada 17 Maret 1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblad Nomor 77, pemerintah Belanda menyatakan status kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai daerah Suaka Margasatwa Gunung Rinjani.
Pada 24 Maret 1990, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 448/Kpts-II/1990 pada “Pekan Konservasi Alam Nasional III” di Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyatakan bahwa status kawasan yang sebelumnya Suaka Margasatwa berubah menjadi Taman Nasional Gunung Rinjani dengan luas 40.000 ha.
Gunung Rinjani merupakan tujuan wisatawan atau pendaki profesional (maupun kemampuan menengah) di berbagai pelosok tanah air, bahkan pendaki profesional sekaliber dunia pun sangat tertarik untuk menaklukan puncak Rinjani.
Gunung Rinjani dapat didaki melalui dua jalur, yaitu jalur utara dan jalur selatan. Jalur utara lebih mudah untuk didaki, namun memerlukan waktu tempuh yang lebih lama. Sebaiknya apabila ingin mendaki, menggunakan jalur utara kemudian untuk menuruni gunung menggunakan jalur selatan. Jalur tersebut akan melewati Danau Segara Anak. Waktu yang diperlukan untuk mendaki Gunung Rinjani dapat memakan waktu sampai tiga hari dengan rincian sebagai berikut:
Hari pertama: Batu Koq – Senaru – Pos III
Hari kedua: Pos III – Pelawangan I – Danau Segara Anak
Hari ketiga: Danau Segara Anak – Pelawangan II – Padebelong – Sembalun
Taman Nasional Gunung Rinjani adalah taman nasional yang sangat cocok untuk dijadikan wahana wisata alam bagi anda yang menyukai tantangan.
Taman Nasional yang biasa dikenal dengan singkatan TNGR ini memiliki daya tarik tertinggi dari objek kaldera dan Danau Segara Anak dengan anak gunungnya yang sangat menakjubkan.
Meskipun demikian, melansir dari foresteract, konservasi sangat penting dilakukan di wilayah TNGR karena wilayah ini berpotensi memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi mengingat wilayah ini berada di sebelah barat garis Wallace.
Selain itu, di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani ini kita dapat melakukan penelitian sekaligus menikmati keindahan alamnya. Kawasan TNGR merupakan tempat yang menarik untuk diteliti flora dan faunanya. Biogeografinya merupakan bagian sub-region Wallace sehingga vegetasinya mewakili bentuk vegetasi Asia dan Australia.
Secara zoogeografis dikenal adanya garis Wallacea yang membatasi dua dataran/ wilayah utama (Oriental dan Australis) yang memanjang dari utara ke selatan antara Kalimantan dan Sulawesi serta antara Bali dan Lombok. Kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Australesia dengan Pulau Lombok sebagai batasnya.
Di sekitar kawasan ini pula terdapat masyarakat yang sangat pluralistik. Masyarakat di sekitar kawasan taman nasional antara lain orang Bali yang menetap di Lombok, Suku Sasak, dan masyarakat Sumbawa. Penduduknya umunya masih dipengaruhi oleh kepercayaan animisme-dinamisme dan sering melakukan upacara ritual dengan berbagai kepentingan sebagai berikut:
1. Selamatan menjelang penanaman padi, yaitu kegiatan melepaskan ikan-ikan kecil yang berasal dari Danau Segara Anakan,
2. Mandi di sumber air panas berbelerang di hulu Sungai Kaliputih di dekat Danau Segara Anakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, dan
3. Mempercayai bahwa di Gunung Rinjani dan sekitarnya dihuni oleh banyak penunggu berupa makhluk halus.
Pertambahan penduduk berjalan pesat di desa-desa bagian selatan karena lebih awal berkembang dibandingkan daerah-daerah yang lain. Tingkat pendidikan masyarakat sekitar masih tergolong rendah. Sektor pertanian merupakan mata pencaharian yang dominan dan masyarakat masih memerlukan peningkatan kesejahteraan.
Interaksi masyarakat dengan hutan meliputi beberapa kegiatan, yaitu pengambilan kayu bakar, pembuatan arang, penebangan atau pengambilan balok, penggembalaan, perburuan, dan perladangan atau penggarapan lahan.
Di wilayah ini terdapat beberapa gunung, di antaranya adalah Gunung Rinjani (3.726 m dpl) yang merupakan gunung berapi yang masih aktif, Gunung Sangkaraeng (2.914 m dpl), Gunung Buangmangge (2.895 m dpl), Gunung Baru (2.376 m dpl), dan Gunung Manuk.
Gunung-gunung yang ada di wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani dipisahkan oleh lembah yang luas dan jurang yang dalam dengan lereng yang terjal dan berbatu.
Di ujung Barat Gunung Rinjani terdapat kaldera selebar 6 km dengan dinding yang tinggi dan curam yang lembahnya merupakan danau yang luas dan dangkal. Danau ini pula yang dikenal dengan nama Danau Segara Anak.
Danau Segara Anak terletak pada ketinggian 2.008 m dpl dengan air danau yang berbau belerang dan memiliki suhu yang berbeda-beda pada setiap bagiannya. Dari dalam danau ini muncul anak gunung berapi, yaitu Gunung Baru.