Tes PCR Beratkan Masyarakat
Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah menilai, kebijakan yang diambil Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sangat memberatkan masyarakat.
Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah menilai, kebijakan yang diambil Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sangat memberatkan masyarakat.
Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah. (Foto: Istimewa)
Wowsiap.com - Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah menilai, kebijakan yang diambil Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sangat memberatkan masyarakat. Sebab, mewajibkan pelaku perjalan domestik atau penumpang pesawat udara menyertakan hasil pemeriksaan negatif Covid-19 dengan skema PCR.
“Ini kebijakan yang aneh. Percuma masyarakat diajak menyukseskan vaksinasi, tapi kenyataan di lapangan masyarakat masih dibebani dengan tes PCR," katanya, Jumat (22/10).
Menurutnya, masyarakat seharusnya tidak dibebankan dengan hal-hal yang semestinya tidak perlu dilakukan. Pemerintah juga seharusnya tidak membuat kebijakan yang tidak bertolak belakang dan menimbulkan spekulasi publik mengenai konspirasi Covid-19.
"Mengapa saya bilang aneh? Kita selama ini berjuang mati-matian mengajak masyarakat untuk mau divaksin sehingga herd immunity tercapai. Setelah perlahan itu diterima oleh publik, justru pemerintah sendiri yang merusaknya," kritiknya.
Contohnya adalah dengan membuat kebijakan penumpang pesawat wajib PCR. Akibatnya, publik menjadi berpikir vaksin hanya proyek bisnis kesehatan. Percuma saja vaksin, karena masih wajib tes PCR," tukasnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa tersebut menegaskan, Mendagri Nomor 53 Tahun 2021 tetang PPKM yang mewajibkan tes PCR untuk perjalanan Jawa-Bali, bertolak belakang dari keinginan pemerintah sendiri. Dimana saat ini sedang bekerja keras melakukan percepatan pemulihan ekonomi.
Dimana seharusnya masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dan sudah menerima vaksin dosis kedua, cukup menggunakan swab antigen. Meski saat ini sudah ada batas tertinggi harga tes PCR, katanya, bagi kebanyakan masyarakat masih tergolong mahal. Apalagi, biaya tes PCR bisa 50 persen dari harga tiket pesawat.