KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar

Nasi kucing (foto : Istimewa)
Wowsiap.com – Kalian sering nongkrong di angkringan? Jika iya, maka selain berbagai minuman hangat, menu nasi kucing tentu sudah familiar di telinga dan lidah kalian.

Baik angkringan tradisional maupun modern, menu nasi kucing tidak boleh absen. Meski ada embel-embel kucing pada sebutannya, menu ini memang diperuntukkan bagi kita. Sebutan nasi kucing disebabkan oleh porsinya yang kecil, umumnya hanya tiga sendok makan ditambah secuil ikan bandeng goreng dan sambal.

Dirangkum dari Good News From Indonesia, berikut sejarah dan fakta-fakta terkait nasi kucing yang menjadi menu khas angkringan.

Sudah ada sejak 1950
Menurut sejarah, angkringan sudah ada sejak tahun 1950. Saat itu, Mbah Pairo membawa dagangannya dari Klaten ke Yogyakarta untuk berjualan sekitar Stasiun Tugu. Ketika berjualan, Mbah Pairo menyajikan menu nasi dalam porsi kecil, secuil lauk dan sejumput sambal. Dari situlah nasi kucing mulai dikenal dan menjadi menu khas angkringan.

Mulai dikenal tahun 1980-an
Porsi yang kecil dan harga yang murah membuat nasi kucing dulu sering disebut sebagai makanan orang miskin. Meskipun mulai muncul tahun 1950 di angkringan Mbah Pairo, sebutan nasi kucing justru baru dikenal pada tahun 1980-an.

Sejarawan Solo, Heri Priyatmoko mengungkapkan bahwa di masa itu ‘manusia penjaja sudah menerima makanan seperti kucing dengan bandeng sedikit, cukup secuil dan sambel, dan manusia pembeli sudah merasa nikmat dan cukup dengan menyantap hidangan khas ala kucing.’

Lauk lebih bervariasi
Penyajian nasi kucing sendiri dibungkus dalam ukuran kecil, ada yang menggunakan daun pisang, atau kertas nasi yang dilapisi koran. Kemudian, nasi ditaruh di atasnya, lantas diberikan tatakan kecil dari daun pisang untuk menaruh lauk.

Dulu, dalam sebungkus nasi kucing hanya berisi tiga sendok makan nasi putih, secuil kecil ikan bandeng sebagai lauk, dan sejumput sambal. Tapi saat ini, lauk nasi kucing lebih bervariasi, mulai sambal ikan teri, tempe orek, bahkan ayam suwir, dan sambal goreng ati ampela.

Murah Meriah
Dari awal kemunculannya, nasi kucing memang dijual dengan harga yang sangat murah. Di awal era reformasi, nasi kucing menjadi primadona dan andalan para mahasiswa untuk mengisi perut. Sebab, menu ini dianggap paling ekonomis ketika harga bahan pokok melambung dan mengalami kenaikan.

Nasi kucing sendiri dulu hanya dijual di kisaran Rp1.000. Sekarang, berbagai angkringan mematok harga mulai dari Rp2.000-an, dan harga tersebut tergantung dari lauk pelengkapnya. Porsinya yang sedikit membuat nasi kucing lebih mengenyangkan jika dinikmati bersama makanan khas angkringan lain seperti gorengan, aneka sate, maupun baceman.(*)