
Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani (kedua dari kiri) dalam bedah buku berjudul Catatan dari Senayan 2: Relasi Islam dan Negara, Perjalanan Indonesia yang ditulisnya, di Media Center MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/10).
Wowsiap.com - Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani menegaskan, jika semua proses dan dinamika selesai, maka demokrasi mandek. Sebab, salah satu ciri demokrasi hidup adalah terjadi dinamika.
“Namun, cara menghadapi dinamika itulah yang harus terus menerus diingatkan. Karena generasi sekarang lebih tidak familiar dengan apa yang dipelajari oleh generasi sebelumnya,” katanya dalam bedah buku berjudul Catatan dari Senayan 2: Relasi Islam dan Negara, Perjalanan Indonesia yang ditulisnya, di Media Center MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/10).
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu juga membantah partainya gamang memperjuangkan kepentingan umat Islam. Hanya saja yang ingin dilakukan oleh PPP adalah mengartikulasikan Islam yang rahmatan lil alamin, ke dalam kerja-kerja legislasi.
“Sebagai lembaga politik, tidak bisa ambil semua atau atau menolak semua dan harus ada kompromi. Hal itu sesuai dengan prinsip bila tidak bisa mendapatkan semua, maka jangan tinggalkan semua. Apalagi, PPP sebagai partai Islam, juga harus mengakomodir kepentingan umat dari yang paling kanan hingga yang paling kiri,” jelasnya.
Sehingga dia menduga pihak yang menilai PPP gamang, karena melihatnya hanya hitam putih. Padahal, politik adalah sesuatu yang harus dikompromikan. Hal itu berbeda dengan pihak-pihak non parpol, yang anti kompromi. “Sekali parpol datang ke Senayan, maka tidak bisa lagi bersikap take it or leave it,” ucapnya.(H28)