Laporan kerusuhan besar-besaran muncul dari Swedia setelah dugaan pembakaran kitab suci Al-Qur'an, menyebabkan tiga orang terluka dalam insiden tersebut
Kerusuhan Swedia (Foto: Reuters via dna)
Setelah beberapa kasus kekerasan komunal dilaporkan di India selama beberapa minggu terakhir, kasus kerusuhan dan kekerasan juga muncul dari Swedia setelah dugaan "rencana" pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh para ekstremis agama.
Kerusuhan di Swedia disebabkan ketika bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa menyusul pembakaran Alquran yang menyebabkan kerusuhan di beberapa kota Swedia selama akhir pekan Paskah, menurut laporan Reuters.
Tiga orang di kota Norrkoping Swedia membutuhkan perawatan medis setelah terkena peluru polisi, menurut laporan media setempat. Perdana Menteri Magdalena Andersson mengutuk kekerasan yang meletus di beberapa bagian Swedia selama akhir pekan.
"Tiga orang tampaknya telah terkena pantulan dan sekarang dirawat di rumah sakit. Ketiga orang yang terluka ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan," kata polisi dalam sebuah pernyataan online, dilansir dari dna, Senin (18/4/2022). Ia menambahkan tidak ada cedera yang mengancam jiwa.
Menurut laporan BBC, polisi telah melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan para pengunjuk rasa menyusul gangguan yang disebabkan oleh kerusuhan. Beberapa kendaraan dibakar dan sebanyak 17 orang ditangkap menyusul insiden kekerasan tersebut.
Beberapa personel polisi dilaporkan terluka di tengah bentrokan yang melanda beberapa kota Swedia selama beberapa hari terakhir. Pertempuran antara pasukan polisi dan pengunjuk rasa telah menyebabkan banyak insiden kekerasan.
Kekerasan dimulai pada hari Kamis setelah demonstrasi yang diselenggarakan oleh Rasmus Paludan, pemimpin garis keras partai politik sayap kanan Denmark. Paludan, yang memiliki izin untuk serangkaian demonstrasi di Swedia selama akhir pekan Paskah, dikenal karena pembakaran Alquran.
Meskipun kekerasan telah dilaporkan di Swedia selama beberapa hari terakhir, polisi mengatakan bahwa keadaan tenang di kota-kota pada Minggu malam.
Menurut laporan media, Paludan telah mengancam akan mengadakan rapat umum lain di Norrköping pada hari Minggu yang telah memicu protes balasan, di mana serangan diluncurkan terhadap personel polisi dan bagian depan toko dibiarkan hancur.