Dunia Banyak Belajar dari Pandemi Covid-19

Dunia banyak belajar dari pandemi Covid-19 yang terjadi. Dimana pandemi mengungkapkan kelemahan dan kurangnya kesiapan dunia.

Dunia Banyak Belajar dari Pandemi Covid-19

Ketua DPR RI Puan Maharani saat memberikan sambutan dalam diskusi panel WHO, yang digelar di sela-sela 144th Assembly of the Inter Parliamentary Union (IPU), di BICC Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3). (Foto: Biro Pemberitaan DPR RI)

Wowsiap.com - Dunia banyak belajar dari pandemi Covid-19 yang terjadi. Dimana pandemi mengungkapkan kelemahan dan kurangnya kesiapan dunia.

“Saat kita dihadapkan dengan ancaman, risiko dan kerentanan, kita menyadari urgensi untuk pendekatan semua bahaya, multisektoral dan terkoordinasi untuk kesiapsiagaan darurat kesehatan,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3).

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam diskusi panel WHO, yang digelar di sela-sela 144th Assembly of the Inter Parliamentary Union (IPU). Menurutnya, masyarakat dan organisasi harus belajar bekerja sama dan beradaptasi dengan cepat.

“Hal itu agar suatu bangsa dapat mencapai ketahanan kesehatan nasional. Adapun anggota parlemen memiliki kekuatan untuk mencapai kesiapan, saat terjadi kedaruratan medis, melalui peran kunci yang memungkinkan dari legislasi, penganggaran, pengawasan dan perwakilan,” ujarnya.

Dikatakan, sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk meningkatkan kepemimpinan politik. Dimana parlemen harus mengambil peran utama dalam mempromosikan kesiapsiagaan darurat kesehatan negara.

“Saya mengajak seluruh anggota parlemen dunia agar membangun peraturan perundang-undangan dan kebijakan terkait kesehatan nasional secara komprehensif dan proporsional. Selain itu juga memperhatikan responsif gender, dan sensitif terhadap kelompok rentan,” tandasnya.

Parlemen juga harus bekerja sama dengan pemerintah, untuk memastikan kebijakan dan infrastruktur yang memadai dalam berbagai masalah. Berbagai masalah itu seperti tanggapan segera terhadap wabah, protokol kesehatan dan keselamatan.

“Selain itu, pembuatan vaksin yang aman, rantai pasokan dan distribusi vaksin, terapi, diagnostik dan alat pelindung diri. Kemudian juga terkait perlindungan memadai yang diperlukan untuk kesejahteraan tenaga kesehatan dan ketersediaan dana yang diperlukan,” tegasnya.

Krisis
Dia menambahkan, dunia saat ini sedang menghadapi keadaan darurat yang jauh melampaui apa yang pernah terjadi selama lebih dari satu abad. Sebab, Covid-19 terus menjadi krisis kesehatan, ekonomi dan sosial yang besar.

“Ketika virus menyebar ke seluruh wilayah, efek skala penuh dari pandemi dan tindakan penahanan terkait sedang berlangsung. Pandemi Covid-19 melipatgandakan tantangan kompleks yang ada dan memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah ada sebelumnya,” ucap dia.

Namun, krisis juga dinilai bisa menjadi periode pembelajaran yang intens dan transformasi besar. Covid-19 berfungsi sebagai peringatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pendekatan.

Adapun Sekretaris Jendera WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang hadir secara virtual mengatakan, Covid-19 mengganggu hal-hal fundamental di banyak negara. Dia menilai kurangnya solidaritas antar-negara untuk saling membantu.

Untuk itu WHO membuat buku panduan untuk parlemen. Hal ini bertujuan agar parlemen bisa membantu pemerintah di negaranya masing-masing dalam penanganan pandemi Covid-19.

Sementara itu Sekjen IPU Martin Chungong menyebut buku panduan dari WHO akan memperkuat persiapan parlemen. Sebab menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan parlemen dalam menghadapi pandemi.

“IPU harus ambil bagian karena parlemen punya kekuatan untuk membuat hukum dan pemerintah butuh dukungan parlemen untuk mengatasi pandemi,” tukasnya.

Pandemi Covid-19 parlemen IPU darurat