Ajang 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings bukan hanya membahas berbagai tantangan global saat ini.
Ketua DPR RI Puan Maharani membuka rapat Executive Committee (Excom) IPU di Bali International Conference Nusa Dua, Bali, Jumat (18/3). (Foto: Biro Protokol dan Humas DPR RI)
“Dengan harapan hasil Majelis IPU akan bermanfaat bagi masyarakat luas,” Kata Ketua DPR RI Puan Maharani saat membuka rapat Executive Committee (Excom) IPU di Bali International Conference Nusa Dua, Bali, Jumat (18/3).
Menurutnya, IPU menjadi kesempatan parlemen-parlemen di dunia untuk membahas berbagai isu global mewakili keprihatinan bersama masyarakat internasional. Antara lain pandemi yang telah memasuki tahun ketiga, sementara ketegangan geopolitik meningkat dan bencana iklim lebih sering terjadi.
“IPU harus ikut berkontribusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Dimana IPU ke-144 mengambil tema Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change,” ujarnya.
Isu perubahan iklim diambil sebagai tema besar yang akan dibahas karena menyangkut kelangsungan hidup dan keselamatan dunia. Isu perubahan iklim juga sangat relevan di saat pemanasan global menjadi tantangan eksistensial bagi planet bumi.
“Kami berharap pertemuan ini menjadi ajang musyawarah konstruktif. Sehingga pada akhirnya nanti Deklarasi Nusa Dua menjadi produk utama Majelis IPU ke-144, sebagai cerminan upaya mobilisasi aksi parlemen untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” tandasnya.
Garda Terdepan
Melalui Majelis IPU ke-144, lanjutnya, DPR RI akan menunjukkan bahwa parlemen berada di garda terdepan dalam memerangi pemanasan global. DPR RI akan mengambil peran kepemimpinan memobilisasi aksi parlemen di dunia.
“Saya mengusulkan agar IPU ke-144 turut membahas isu-isu yang tengah menjadi tantangan bersama. Isu yang dinilai saat ini penting dibahas adalah terkait masalah keamanan dan perdamaian dunia menyusul konflik Rusia dengan Ukraina,” tegasnya.
Dikatakan, promosi perdamaian dan keamanan penting untuk menjadi perhatian bersama. Termasuk bagaimana parlemen berkontribusi dalam membangun kepercayaan di antara pihak-pihak yang berkonflik.
“Selain itu, isu penting lain yang diusulkan dibahas adalah mengenai percepatan mengakhiri pandemi Covid-19 lewat kesetaraan vaksin di seluruh negara. Juga pentingnya penguatan demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, yang dihadapkan pada berbagai tantangan selama pandemi,” tuturnya.
Selanjutnya bagaimana peran IPU dalam menutup kesenjangan laju proses pemulihan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang. Serta mengatasi masalah sosial akibat pandemi.
Sementara itu Presiden IPU Duarte Pacheco yang ikut dalam pertemuan Excom menyampaikan kegembiraannya untuk bisa datang ke Bali. Terutama di awal Bali kembali membuka pintu lebar untuk warga negara asing.
“Pada pertengahan tahun 2021 saat pandemi sedang meningkat di Indonesia, kami khawatir apakah IPU di Bali dapat terlaksana,” ucap Pacheco. Menurutnya, Indonesia membuktikan dapat menyelenggarakan IPU ke-144 di tengah tantangan pandemi yang masih ada.
Komitmen
Menurutnya, IPU terselenggara karena komitmen tinggi Ketua DPR RI untuk mendukung pertemuan IPU,” tukasnya. Adapun Excom merupakan badan di IPU yang membahas berbagai implementasi keputusan Majelis IPU.
Excom juga ditujukan untuk membahas rangkaian pertemuan Majelis IPU ke-144 dan isu-isu yang akan dibahas pada pertemuan tersebut. Selain 12 orang anggota Excom IPU dari berbagai negara, hadir juga Presiden IPU dan Sekjen IPU.
Sidang IPU ke-144 di Bali akan diselenggarakan pada 20-24 Maret 2022. Sebanyak 132 negara akan menghadiri Majelis IPU ke-144 dengan 33 Ketua Parlemen dan 35 Wakil Ketua Parlemen datang langsung.
Sebagai tuan rumah Majelis IPU ke-144, DPR menyampaikan komitmen kuat dan kesiapan dalam melaksanakan hajat besar parlemen dunia tersebut. DPR RI melihat momentum untuk memperkuat kerjasama internasional dengan berkumpulnya parlemen dari berbagai negara.
Apalagi, IPU ke-144 digelar di tengah pandemi Covid-19 dan dinamika global yang berubah secara cepat.