Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, akan menindak tegas mafia minyak goreng. Sebab, selama ini mereka menyebabkan kelangkaan di masyarakat.
Menteri Perdagangan bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat meninjau pabrik minyak goreng di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
“Saat ini kita masih melihat kemungkinan karena tingginya harga di luar negeri menyebabkan orang-orang berpikir untuk berbuat curang,” katanya saat bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meninjau pabrik minyak goreng di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Menurutnya, pihaknya tengah mengecek dan memperingatkan mafia minyak goreng yang berusaha mendapatkan keuntungan sesaat. Sebab, Kemendag dan Polri akan datang dan menertibkan.
“Bila kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) dikerjakan dengan baik, sebenarnya mampu mengurai permasalahan minyak goreng. Dalam 28 hari terakhir, stok migor mencapai 500 juta liter,” ujarnya.
Namun demikian, harga di pasar masih mengalami permasalahan. Padahal saat ini stok minyak goreng sangat melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
“Saya memastikan operasional pabrik terus berjalan dan minyak goreng didistribusikan hingga seluruh kabupaten dan kota di seluruh Indonesia,” tandasnya.
Dalam kunjungannya itu, diketahui sedikitnya 23,49 juta liter diproduksi pabrik minyak goreng tersebut pada periode 1 - 12 Maret 2022. Dari jumlah tersebut, 12,87 juta liter diproduksi di pabrik tersebut.
Dimana rata-rata produksi hariannya mencapai 1,43 juta liter/hari. Produksi juga dilakukan di pabrik yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
Dimana produksinya mencapai 10,62 juta liter, dengan rata-rata produksi hariannya mencapai 1,18 juta liter per hari. Produksi minyak goreng di pabrik tersebut dilakukan setiap hari nonstop (24 jam sehari dalam seminggu).