Upaya pemerintah untuk menggencarkan sektor pertanian kepada kaum milenial, perlu didukung. Namun, pemerintah diminta mewujudkannya dalam bentuk yang konkret.
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Biro Protokol, Humas dan Media DPD RI)
“Salah satunya dengan memaksimalkan pemanfaatan internet of things, untuk mendukung on farm dan hilirisasi hasil produksi pertanian. Sehingga generasi milenial tertarik mengembangkan usaha dan bisnis di sektor pertanian,” kata Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, kemarin.
Menurutnya, sejauh ini program Kementerian Pertanian untuk kalangan anak muda masih kurang massif dan nyata. Padahal, sektor pertanian sangat menjanjikan. Namun memang sektor pertanian belum akrab dengan kehidupan para milenial.
“Sehingga pemerintah perlu membuat suatu terobosan yang bisa dijangkau mereka. Bukan program yang masih abstrak. Saya melihat, para milenial masih berkutat pada konsep dan diskusi,” ujarnya.
Milenial juga masih meraba-raba bentuk konkret dari bisnis sektor pertanian. Makanya, pemerintah - dalam hal ini Kementan - perlu menyiapkan berbagai program yang dapat digarap para milenial.
“Termasuk juga bentuk usaha maupun produksi dari komoditas yang dapat dikembangkan serta potensi pasarnya. Dia menambahkan, petani milenial masih berkisar pada wacana dan belum tertuang menjadi suatu gerakan pertanian,” tandasnya.
Apalagi untuk menghadapi krisis pangan yang saat ini mulai mengancam. Ke depan, kata dia, peran generasi milenial di pertanian sangat penting. Merekalah yang harus mampu menjawab kelangkaan beberapa komoditas masyarakat yang terjadi belakangan ini.
“Makanya, peran para anak muda harus terus didorong supaya terjun dan juga menghadirkan inovasi untuk membangun pertanian. Karena pertanian menjanjikan dan memiliki banyak sekali sektor yang bisa digarap anak-anak muda,” tukasnya.
