Stok Minyak Goreng di Sumatera Barat Surplus

Distribusi pasokan minyak goreng di Sumatera Barat dipastikan lancar. Dimana stok minyak goreng yang terdistribusi di Sumbar surplus hingga 3,3 juta liter dari kebutuhan.

Stok Minyak Goreng di Sumatera Barat Surplus

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat memimpin rapat koordinasi (rakor) bersama dinas yang menangani perdagangan di Sumatera Barat.(Foto: Biro Humas Kemendag)

Wowsiap.com - Distribusi pasokan minyak goreng di Sumatera Barat dipastikan lancar. Dimana stok minyak goreng yang terdistribusi di Sumbar surplus hingga 3,3 juta liter dari kebutuhan.

“Untuk itu, Pemprov Sumbar diharapkan ikut mengawasi distributor agar masyarakat dapat merasakan ketenangan menjelang puasa dan Idul Fitri tahun ini,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat memimpin rapat koordinasi (rakor) bersama dinas yang menangani perdagangan di Sumbar.

Menurutnya, pasokan minyak goreng di Sumbar dalam kondisi hijau. Artinya cukup dan surplus. Dalam sepuluh hari terakhir, lanjutnya, kebutuhan migor tercatat sebesar 2,2 juta liter.

“Sementara realisasi pasokannya sebesar 5,3 juta liter. Jadi terdapat surplus sebesar 3,1 juta liter. Kemendag akan terus memantau kelancaran rantai distribusi minyak goreng,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, distribusi minyak goreng dalam proses turun dari distribusi dari tingkat satu sampai ke peritel dan dijual dengan harga sesuai ketentuan. Yakni minyak goreng curah Rp11.500/liter, kemasan sederhana Rp13.500/liter dan kemasan premium Rp14.000/liter.

“Saya akan pastikan semua berjalan dengan baik dan akan dicek langsung ke pasar,” tandasnya. Dalam kesempatan itu, dia juga mengapresiasi Pemprov Sumbar, karena mampu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan minyak goreng.

Pemprov Sumbar juga dinilai mampu menjaga kestabilan dan ketersediaan minyak goreng. “Diharapkan, koordinasi terus diperkuat untuk menjaga kelancaran distribusi bahan pokok, khususnya minyak goreng. Hal itu agar harga tetap terjaga,” tegasnya.

Tidak Sesuai
Dalam lawatannya ke Padang, dia juga meninjau Pasar Raya dan Pasar Lubuk Buaya. Namun, kondisi di pasar tidak sesuai dengan keadaan di lapangan secara keseluruhan. Artinya, terjadi kemacetan distribusi minyak goreng.

“Saya meminta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Padang untuk segera membenahinya. Kemendag juga akan menghubungi distributor dan produsen utama di Padang untuk memperbaiki jalur distribusi agar harga sesuai dengan ketentuan,” ucapnya.

Sebab, harga minyak goreng di Padang secara rata-rata masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan pemerintah. Untuk itu, Kemendag memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran pendistribusian minyak goreng agar harganya sesuai dengan ketentuan HET yang ditetapkan Pemerintah.

“Kemendag akan menindak tegas eksportir minyak goreng yang tidak menyuplai pasar dalam negeri dengan tidak menerbitkan izin ekspor. Selain itu, jika ada penimbun migor Kemendag akan menindak dengan tegas secara hukum,” imbuhnya.

Selanjutnya, Mendag bertolak ke Jambi untuk memimpin rakor serupa serta memantau pasar rakyat. Hal itu untuk memastikan kelancaran distribusi minyak goreng, khususnya di Sumatera.

Berdasarkan pantauan, harga beras berkisar Rp 11.500—Rp 13.500/kg, gula pasir Rp 13.500/kg, minyak goreng curah Rp 15.000/kg, minyak goreng premium Rp 15.000/liter, terigu Rp 10.000/kg, daging sapi Rp 120.000/kg, telur ayam Rp 26.000/kg, cabai merah keriting Rp 38.000/kg, cabai rawit Rp 28.000/kg, bawang merah Rp 28.000/kg, bawang putih Rp 23.000/kg, serta tempe Rp12.500/kg.

stok minyak goreng surplus distribusi pasokan