Presidential threshold sudah seharusnya nol persen. Hal itu untuk memberikan kesempatan putra dan putri terbaik bangsa, ikut andil membangun bangsa.
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menerima kunjungan pakar komunikasi politik Effendi Gazali di rumah dinasnya. (Foto: Biro Protokol, Humas dan Media DPD RI)
“Sudah semestinya PT nol persen. Ini untuk memberikan kesempatan kepada seluruh anak bangsa, agar republik ini tak dikooptasi oleh oligarki," kata pakar komunikasi politik Effendi Gazali, Jumat (11/2).
Hal itu disampaikannya saat menemui Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di rumah dinasnya. Menurut Effendi, dirinya mendukung upaya yang memperjuangkan PT nol persen.
“Pemilu serentak memang harus diikuti dengan PT 0 persen. Pemilu serentak harus disempurnakan. Kita tak perlu melihat siapa yang salah dan benar di masa lalu,” ujarnya. Dikatakan, ada dua tujuan utama pemilu serentak digagas.
Dimana tujuannya adalah meningkatkan kualitas demokrasi dan membuat warga negara semakin cakap berpolitik. Adapun LaNyalla berpendapat, PT terbaik adalah nol persen. Hal ini memungkinkan semua partai peserta pemilu dapat mengusulkan pasangan capres dan cawapres.
“Apalagi, banyak kandidat memperbesar peluang menghasilkan pemimpin berkualitas. PT harus kita takar secara rasional, agar rakyat tidak dihadapkan pada dua pilihan semata dan demokrasi semakin sehat,” tandasnya.
Terlebih, kata dia, PT tidak diatur dalam konstitusi. Karena yang ada adalah ambang batas keterpilihan presiden. “Pendapat para pakar, semuanya mengatakan dalam konstitusi yang ada adalah ambang batas keterpilihan, bukan ambang batas pencalonan,” tegasnya.
