Letusan Matahari baru kembali keluar ke arah Bumi seminggu setelah planet itu dilanda badai geomagnetik moderat yang serupa
Ilustrasi badai geomagnetik
"Dampaknya tidak mungkin sangat berbahaya. Badai geomagnetik sedang mungkin terjadi," kata Center of Excellence in Space Sciences India.
Center of Excellence in Space Sciences (CESS) di bawah Institut Pendidikan dan Penelitian Sains India mentweet bahwa letusan filamen diamati di Matahari di selatan pusat disk pada 6 Februari. Letusan itu direkam oleh misi Solar and Heliospheric Observatory (SOHO). Large Angle and Spectrometric Coronagraph (LASCO), kata CESS.
SOHO, misi bersama NASA dan European Space Agency diluncurkan pada 1995 untuk mempelajari Matahari, secara rutin mengidentifikasi coronal mass ejections (CMEs). Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa, bagian dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, melaporkan bahwa CME ke Bumi dapat mencapai Bumi hanya dalam 15-18 jam jika cukup cepat.
Apa itu CME?
CME adalah ejeksi besar plasma dan medan magnet yang berasal dari korona Matahari. Mereka mampu mengeluarkan miliaran ton materi koronal saat mereka melakukan perjalanan keluar dari Matahari.
Kecepatan mereka melakukan perjalanan berkisar dari lebih lambat dari 250 kilometer per detik hingga hampir 3000 km/s.
CME tercepat yang diarahkan ke Bumi dapat mencapai Bumi dalam 15-18 jam. CME yang lebih lambat dapat memakan waktu beberapa hari untuk tiba.
Namun, ketika lontaran massa korona (CME) bertabrakan dengan Bumi, itu menyebabkan badai geomagnetik.
Apa itu badai Geomagnetik?
Badai geomagnetik adalah gangguan utama magnetosfer bumi. Hal ini disebabkan oleh pertukaran energi besar-besaran dari angin matahari ke lingkungan luar angkasa yang mengelilingi Bumi.
Dipicu oleh ledakan kuat radiasi yang disebut solar flare, dapat mengganggu siaran radio frekuensi tinggi dan navigasi frekuensi rendah.
Mereka juga menghasilkan perubahan besar dalam arus, plasma, dan medan magnetosfer Bumi. Badai geomagnetik kelas ini kemungkinan kecil akan mempengaruhi operasi satelit.
Ini dapat menyebabkan fluktuasi kecil di jaringan listrik, dan menyebabkan aurora terlihat di lintang tinggi.
Kondisi angin matahari yang efektif untuk menciptakan badai geomagnetik adalah periode berkelanjutan dari angin matahari berkecepatan tinggi.
Meskipun lingkungan luar angkasa saat ini normal, CESS memperkirakan ledakan kelas M/X dalam beberapa hari mendatang.
Pengaturan waktu
Bumi akan terkena dampak badai geomagnetik moderat dalam kisaran 451-615 kilometer per detik dari 9-10 Februari.
Waktu tentatif untuk badai geomagnetik adalah pukul 11.18 IST pada 9 Februari hingga 15.23 IST pada 10 Februari.