Angka Kematian Penyakit Jantung Lebih Tinggi dari Covid-19
wowsiap -Meski demikian, kematian akibat Covid-19 ternyata masih kalah jauh jika dibandingkan dengan kematian penyakit jantung.
wowsiap -Meski demikian, kematian akibat Covid-19 ternyata masih kalah jauh jika dibandingkan dengan kematian penyakit jantung.
Meski demikian, kematian akibat Covid-19 ternyata masih kalah jauh jika dibandingkan dengan kematian penyakit jantung.
Penyakit jantung hingga saat ini masih menjadi penyakit nomor satu penyebab kematian yang biasa disebut sebagai silent killer. Penyakit jantung banyak jenisnya, ada penyakit jantung koroner, penyempitan pembuluh darah, bahkan stroke.
Bukan sebagai penyakit menular, tapi penyakit jantung bisa menyerang siapa saja.
Fahmi Ahmad, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Primaya Hospital, Jakarta, mengatakan dalam sebuah webinar edukasi kesehatan jantung dan pembuluh darah, Rabu (29/9/2021), angka kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat.
"Di 2014, dari 52 persen angka kematian di seluruh dunia akibat penyakit tidak menular ternyata yang terbanyak disebabkan penyakit jantung," kata Fahmi.
Dia membandingkan angka kematian akibat Covid-19 dengan kematian akibat jantung setelah pandemi melanda. Nyatanya, jantung tetap menjadi pembunuh nomor satu dunia.
"Dan kalau dibandingkan risiko kematian akibat jantung itu lebih tinggi dibandingkan dengan Covid-19 yang menjadi pandemi di sekitar kita," imbuhnya.
Pada 2020 saja hampir 10 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung. Angka ini belum termasuk angka di 2021. WHO bahkan memprediksi pada 2030 mendatang orang yang meninggal akibat penyakit jantung bisa menyentuh angka 50 juta per tahunnya. Saat ini secara keseluruhan 216 juta orang terpapar Covid-19. Sebanyak 45 juta orang meninggal dunia.
Korban yang meninggal ini juga kebanyakan tak murni hanya karena terpapar Covid-19. Di antara mereka banyak yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan, salah satunya penyakit jantung.
Sementara itu di Indonesia hingga saat ini sebanyak 4 juta orang terkonfirmasi terpapar Covid-19 sejak tahun lalu, dan sebanyak 141 ribu dinyatakan meninggal dunia.
Karenya Fahmi menekankan, jika tidak bisa mengendalikan faktor risiko, tidak bisa ubah gaya hidup maka berpotensi menyumbang angka kematian akibat jantung dan pembuluh darah.