Taman Pendidikan Mangrove Labuhan Langkah Nyata Tahan Laju Abrasi

Kolaborasi ini melahirkan gerakan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut berkelanjutan, dengan mengembangkan destinasi ekowisata mangrove. Selain membangun penghijauan di garis pantai TPM jadi langkah nyata untuk menahan laju abrasi

Taman Pendidikan Mangrove Labuhan Langkah Nyata Tahan Laju Abrasi

Pengunjung sedang menikmati keindahan Taman Pendidikan Mangrove Labuhan

Wowsiap.com - Bagi Anda yang suka traveler, jelajah alam terbuka adalah kebutuhan mutlak. Sayang, pandemi Covid-19 di bulan Februari 2022 kembali memburuk. Mobilitas dibatasi, khususnya di titik keramaian, dengan berjalan penuh was-was.

Jika momen seperti ini jadi alasan untuk membuat rencana baru, sembari menunggu kasus Covid-19 di Indonesia mereda, Taman Pendidikan Mangrove (TPM) Labuhan cukup menjadi alasan. Jika tidak untuk hari ini, bisa jadi alternatif untuk liburan di bulan mendatang.

Pertama, wisata alam terbuka ini yang jauh dari keramaian. Kedua, dari Surabaya, bisa dijangkau dengan motor atau mobil sewa dengan harga terjangkau.

Mangrove Labuhan menghampar di lahan pesisir seluas 8 hektare. Di tempat ini ada lebih dari 10.000 pohon mangrove, beraneka ragam satwa dan flora, dan udara pesisir yang segar.

Terletak di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur, berjarak kurang lebih 41 kilometer arah utara dari Kota Bangkalan. 

Cerita dari beberapa orang, Mangrove Labuhan dulunya bekas tambak yang sudah disulap jadi area konservasi.

Uniknya, upaya menjaga keseimbangan ini lahir dari gerakan berbasis warga dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan, PT Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO), dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Kolaborasi ini melahirkan gerakan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut berkelanjutan, dengan mengembangkan destinasi ekowisata mangrove. Selain membangun penghijauan di garis pantai TPM jadi langkah nyata untuk menahan laju abrasi sekaligus menjaga keberadaan belasan jenis mangrove, seperti Stenggi, Rizhophora Stylosa, dan Sonneratia Alba (Prapat).

Beberapa fasilitas yang bisa ditemui, antara lain, jembatan kayu untuk tracking sepanjang kurang lebih 350 meter. Di sinilah pengunjung leluasa menikmati perjalanan wisata. 

Berjalan bersama kawan, sahabat, atau keluarga, membelah hutan mangrove yang menghampar. Seperti hutan mangrove di tempat lain, TPM kemudian tumbuh menjadi tempat tinggal ribuan burung migran. 

Mereka datang dari Alaska dan Siberia dengan tujuan Australia. Di sini, burung-burung itu singgah. Seperti Cerek (Plover, Charadrius SP), Gajahan Pengala (Whimbrel Numenius atau Phaeopus), dan Trinil Kaki Merah.
 

Taman Pendidikan Mangrove menahan laju abrasi wisata Mangrove Labuhan