Pengusaha dan Produk Lokal Harus Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, pengusaha dan produk lokal harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sebab, sejauh ini masih marak produk impor di berbagai marketplace Indonesia

 Pengusaha dan Produk Lokal Harus Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, pengusaha dan produk lokal harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sebab, sejauh ini masih marak produk impor di berbagai marketplace Indonesia

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Humas DPD RI)wowsiap.com - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, pengusaha dan produk lokal harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sebab, sejauh ini masih marak produk impor di berbagai marketplace Indonesia.

"Dimana 90 persen bahkan 95 persen, penjual di marketplace adalah orang lokal. Tetapi produk yang dijual justru kebalikannya, sekitar 90 persen adalah impor," katanya, Selasa (28/9).

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci secara virtual dalam Seminar Nasional Kewirausahaan bertajuk 'Bisnis Kreatif di Era Digital, Mendukung Ekonomi Indonesia Tangguh dan Tumbuh.' Seminar itu diselenggarakan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa (28/9/2021).

Menurutnya, nilai transaksi belanja online dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2020 lalu mencapai Rp 266 triliun. Hal itu harus menjadi perhatian bersama.

"Karena begitu besarnya nilai transaksi belanja online kita yang sampai ratusan triliun dan mayoritas dibelanjakan untuk produk impor. Penjual di marketplace hanya ambil margin, nilai tambah utama ada pada produsen di luar negeri," ungkapnya.

Hal tersebut menunjukkan belum kompetitifnya dunia usaha Indonesia. Sehingga masih kalah bersaing dengan produk impor yang jauh lebih murah. Banyak riset menunjukkan, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030.

Nilainya diprediksi mencapai Rp 4.500 triliun, dengan Rp 1.900 triliun atau 34 persennya dari belanja elektronik. Itu luar biasa besarnya, mengingat populasi bangsa Indonesia yang juga besar.
"Sehingga menjadikannnya sebagai pasar prospektif dari ekonomi digital. Yang ingin saya tekankan dalam hal ini adalah ayo bersiap. Tidak ada kata terlambat. Semua anak muda harus bersiap, dari Sabang sampai Merauke," tandasnya.

Sebab, jangan sampai besarnya pasar ekonomi digital, justru dinikmati oleh perusahaan-perusahaan besar dari luar negeri.