Ada sejumlah orang mungkin terbiasa tidur menggunakan headset atau alat penyumbat yang memang bertujuan melindungi telinga dari suara keras dan bising, agar tidurnya bisa nyaman tidak terganggu.
Ilustrasi Tidur Menutup Telinga, (Foto: Pixels)
Seiring waktu, kebiasaan ini dapat menyebabkan kotoran telinga menumpuk yang dapat menyebabkan masalah, seperti tinitus dan gangguan pendengaran.
Masalah telinga ini bisa ditangani oleh dokter yang bisa menghilangkan kotoran telinga dengan menyemprotkan telinga. Dokter juga bisa melunakan lilin atau kotoran telinga menggunakan obat tetes telinga yang diresepkan oleh dokter Anda.
Namun infeksi bisa saja dapat terjadi karena pertumbuhan bakteri kotoran telinga pada penyumbat telinga jika Anda sering menggunakannya. infeksi telinga dengan cepat dapat menyebabkan kerusakan pendengaran atau gangguan pendengaran dalam beberapa kasus.
Menurut, Dr Jeff Foster dari H3Health, yang dikutip Sabtu (22/1/2022) mengatakan, bahwa penggunaan penyumbat telinga bisa meningkatkan risiko masalah medis tertentu.
”Masalah medis umum yang disebabkan oleh penggunaan penyumbat telinga adalah otitis eksterna. Kondisi ini membuat aluran telinga menjadi sakit, meradang, dan sering terinfeksi," katanya.
Ada banyak hal yang bisa mengikis saluran telinga sehingga meningkatkan kemungkinan hal ini terjadi. Karena itu, ahli tidak menyarankan penggunaan cotton buds dalam membersihkan telinga.
Selain itu, alat penyumbat telinga berisiko bagi keselamatan mereka. Penggunaan penyumbat telinga bisa mengurangi pendengaran sekitar 10 desibel. Jika Anda ingin memblokir kebisingan, memasukkan alat penyumbat telinga ini lebih dalam dapat memblokir 25 desibel tetapi menimbulkan dua risiko.
Pertama, alat penyumbat telinga mungkin tersangkut. Kedua, alat penyumbat telinga bisa menyentuh membran timpani (gendang telinga). Jika ini terjadi, Anda mengalami perubahan pendengaran akut, vertigo, dan muntah, jadi jangan memasukkannya terlalu dalam.