Sakit kepala bisa mengganggu dan tidak nyaman dan sering disebabkan oleh dehidrasi. Tetapi jika sakit kepala Anda terasa parah, seorang dokter telah mengungkapkan gejala bendera merah yang bisa berarti Anda memerlukan perhatian medis segera
Dr Mohan Sekeram, (Foto:tiktok/docmerton/The sun)
Ada berbagai alasan mengapa Anda mungkin mengalami sakit kepala bisa jadi gaya hidup Anda yang salah akan berdampak besar. Orang yang bekerja shift cenderung mengalami sakit kepala, terutama saat pertama kali bangun tidur. Mereka yang menderita gangguan tidur juga cenderung menjadi penderita sakit kepala secara teratur, seperti halnya orang yang memiliki masalah kesehatan mental dan fisik.
Posting TikTok Dr Mohan Sekeram, seorang dokter di Merton London, menjelaskan bahwa sakit kepala thunderclap adalah sakit kepala yang sangat parah yang datang dengan cepat. Dia mengungkapkan lima gejala utama yang mungkin berarti Anda perlu mencari perhatian medis.
Di bagian komentar dia berkata: "Jika bendera merah tetap ada maka harus diperiksa."
Inilah lima bendera merah teratas Dr Sekeram yang harus diwaspadai:
1. Sakit kepala yang berhubungan dengan penglihatan kabur atau ganda
2. Sakit kepala dengan muntah terus-menerus
3. Sakit kepala yang membangunkan Anda di malam hari
4. Kekakuan leher dan suhu tinggi
5. Sakit kepala memburuk secara alami
NHS menyatakan bahwa sakit kepala dapat berlangsung antara 30 menit dan beberapa jam. Mereka menyatakan: "Kebanyakan sakit kepala hilang dengan sendirinya dan bukan merupakan tanda dari sesuatu yang lebih serius."
Untuk menghilangkan sakit kepala, NHS menyarankan Anda untuk minum banyak air, banyak istirahat jika Anda pilek atau flu dan mencoba untuk rileks karena stres dapat memperburuk sakit kepala. Anda juga harus mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk membantu meringankan rasa sakit.
Dr Sekeram mengatakan beberapa gejala ini juga bisa disebabkan oleh migrain.
Ada beberapa alasan mengapa kita mungkin mengalami migrain tetapi tidak banyak orang yang tahu mengapa mereka terus datang kembali. The Global Burden of Disease Study 2013 mencantumkan migrain sebagai salah satu dari hanya delapan kondisi medis kronis yang mempengaruhi lebih dari 10 persen populasi di seluruh dunia.
