Pasar Tradisional Harus Dipertahankan

Keberadaan pasar tradisional harus selalu dipertahankan. Sebab, lewat pasar tradisional-lah masyarakat bisa langsung menjual hasil pertanian dan produk-produk buatan rumah.

Pasar Tradisional Harus Dipertahankan

Ketua DPR RI Puan Maharani dan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka saat berdialog dengan pedagang di Pasar Legi, Solo, Kamis (20/1). (Foto: DPP PDIP)

Wowsiap.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan, pasar tradisional harus selalu dipertahankan. Sebab, lewat pasar tradisional-lah masyarakat bisa langsung menjual hasil pertanian dan produk-produk buatan rumah.

"Dan semua interaksi sosial yang terjadi di pasar rakyat, dilakukan dengan semangat kekeluargaan. Sesuatu yang tidak dapat kita temukan di pusat perbelanjaan besar," katanya saat meresmikan Pasar Legi, Solo, Kamis (20/1).

Dalam peresmian itu, Puan didampingi oleh sejumlah anggota DPR, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, seluruh masyarakat Solo dan sekitarnya perlu bergotongroyong menjaga Pasar Legi yang sudah selesai direnovasi.

"Saya mengingatkan pengelola dan pedagang agar terus merawat Pasar Legi. Termasuk tidak lupa selalu menjaga protokol kesehatan," ujarnya.

Dikatakan, pasar tradisional sangat penting untuk perekonomian rakyat. Untuk itu, keberadaan pasar-pasar tradisional harus mendapat perhatian khusus.

"Karena merupakan kekuatan dan kesehatan ekonomi rakyat Indonesia," tandasnya. Usai meresmikan Pasar Legi, Puan dan rombongan lalu meninjau kios-kios yang ada di pasar.

Dia juga mencoba sistem QRIS, yang diterapkan untuk transaksi di Pasar Legi dengan berbelanja sayur dan buah-buahan. Saat mencoba sistem pembayaran non-tunai itu, Puan menggunakan aplikasi QRIS dari HP Gibran.

Tak hanya itu, dia juga sekaligus mengecek harga minyak goreng yang kini harga eceran terendah (HET) sudah dipatok Rp 14 ribu untuk satu liter. Saat itu, Puan menemukan masih ada harga minyak goreng yang dijual Rp 19.500 per liternya. "Operasi pasar harus digencarkan," tegasnya.

Saat menyusuri lorong-lorong kios, Puan kerap berhenti. Hal itu karena banyak pedagang yang meminta foto bersama. Sesekali Puan juga berdialog dengan pedagang.

Pasar tradisional kios minyak goreng rakyat