Anggota DPD RI Muhammad Rakhman menyayangkan mahalnya biaya karantina bagi jamaah umrah yang pulang dari Tanah Suci.
Jamaah umrah sedang melakukan thawaf di Masjidil Haram, Mekkah. (Foto: bpkh.go.id)
“Harapan kita, karantina selama tujuh hari tidak terlalu mahal. Apalagi karantina dilaksanakan di asrama haji, tentunya bisa disesuaikan harganya dan tentu akan mengurangi biaya umrah,” katanya, Minggu (9/1).
Dia khawatir, mahalnya karantina akan menyebabkan tingginya biaya umrah. Sehingga kurangnya minat masyarakat untuk berangkat ke Tanah Suci. Belum lagi ketatnya aturan pemberangkatan yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi, menjadi salah satu pemicu masyarakat tidak umrah.
“Kami meminta pemerintah bisa menyikapi permasalahan ini. Sehingga jamaah tidak dibebankan biaya yang mahal,” ujarnya. Meski dalam suasa pandemi Covid-19, Wakil Ketua Komite III DPD RI ini juga meminta seluruh jamaah umrah untuk berhati-hati dan selalu menerapkan prokes saat menjalankan ibadah umrah.
Dia juga berpesan kepada jamaah, untuk selalu tetap menjalankan prokes selama beribadah di Tanah Suci. Seperti diketahui, Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan Umrah dan Haji mulai memberangkatkan jemaah umrah ke Arab Saudi.
Hal tersebut merupakan pemberangkatan perdana setelah hampir dua tahun tertunda akibat situasi pandemi Covid-19. Untuk kloter pertama, Kemenag mencatat 419 jemaah umrah yang telah berangkat. Sedangkan untuk keberangkatan kedua, dikabarkan ada 109 jemaah.