Momentum Presidensi Indonesia dalam G20 kali ini dinilai sangat krusial. Sebab, Indonesia menempatkan diri secara aktif sebagai bagian dari upaya dunia, memulihkan diri dari pandemi Covid-19.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (Foto: Biro Humas Kemendag)
“Sekaligus berusaha menggerakkan kembali perekonomian dunia yang terdampak pandemi. Pertemuan G20 harus menjadi sarana memperkenalkan gaya hidup, daya tahan dalam krisis dan pandemi, serta kemampuan pemulihan kesehatan, ekonomi dan produk unggulan anggota G20,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Jumat (7/1).
Menurutnya, kesemuanya itu dapat turut menggerakkan ekonomi dunia. Karena itu, diperlukan sinergi seluruh kementerian dan lembaga terkait, untuk menyukseskan Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022.
“Termasuk dalam pelaksanaan rangkaian side events. Kesuksesan Indonesia pada Presidensi G20 tahun ini akan mendorong percepatan pemulihan kondisi dunia pascapandemi Covid-19,” ujarnya.
Selain itu juga turut mendorong Indonesia pulih dari pandemi. Dia menambahkan, sebanyak 15 kementerian dan tujuh lembaga menjadi pengampu kegiatan-kegiatan side events selama rangkaian G20 digelar di Indonesia.
“Ke-15 kementerian tersebut adalah Kemendag; Kementerian Keuangan; Kementerian Perindustrian; Kementerian Komunikasi dan Informatika; Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kementerian Pertanian; Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Kementerian Ketenagakerjaan; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tandasnya.
Selain itu adalah Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas; Kementerian Pemuda dan Olahraga; Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Koperasi dan UKM.
Sedangkan tujuh lembaga adalah Bank Indonesia; Komisi Pemberantasan Korupsi; Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Inovasi Nasional, Badan Pemeriksa Keuangan; Indonesian Youth Diplomacy serta Kamar Dagang dan Industri.