Kementerian Agama diminta lebih jeli dalam koordinasi dan komunikasi perihal aturan yang berlaku di Arab Saudi.
Jemaah umrah tengah melakukan thawaf. (Foto: Humas Badan Pengelola Keuangan Haji)
“Program umroh tim advance yang berangkat 23 Desember kemarin, tidak berjalan sesuai rencana. Awalnya, direncanakan semua jamaah yang telah vaksin lengkap Pfizer, Moderna dan Astrazeneca tidak dikarantina,” kata pendiri Aliansi Pengusaha Haramain Indonesia (Aphindo) Muhammad Dawood, kemarin.
Namun, kesepakatan itu berubah saat ketibaan di Arab Saudi. Bahkan, seluruh peserta yang sudah mendekati Madinah, dipanggil ke Jeddah untuk menjalani karantina sesuai aturan General Authority of Civil Aviation (GACA) atau Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi.
“Perjalanan ini sudah tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Artinya program umroh tim advance kacau. Saya berharap, keadaan ini tidak terjadi lagi ketika jamaah umroh diberangkatkan,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah dan asosiasi harus memastikan aturan yang berlaku. Baik itu oleh GACA, Kementerian Haji Arab Saudi dan pihak lain yang memegang aturan. Hal itu agar kejadian serupa tidak sampai terulang pada jemaah umrah Indonesia.
“Saya menjadi semakin pesimis dengan umroh di musim ini bisa dilaksanakan. Ada beberapa hal. Antara lain seperti tingginya biaya karantina dan waktu pelaksanaan karantina yang berlaku,” tandasnya.