Banyak Penumpang Gelap Kendalikan Indonesia

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai, banyak penumpang gelap yang mengendalikan arah perjalanan bangsa Indonesia.

Banyak Penumpang Gelap Kendalikan Indonesia

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai, banyak penumpang gelap yang mengendalikan arah perjalanan bangsa Indonesia.

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Humas DPD RI)
Wowsiap.com - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai, banyak penumpang gelap yang mengendalikan arah perjalanan bangsa Indonesia. Sehingga membuat arah perjalanan Indonesia melenceng dari kehendak dan cita-cita para pendiri bangsa.

"Hal itu adalah imbas amandemen konstitusi yang terjadi di tahun 1999 hingga 2002 silam. Amandemen telah mengubah banyak pasal, yang nyaris tidak nyambung lagi dengan nilai-nilai dan butir-butir Pancasila sebagai nilai luhur bangsa," katanya.

Amandemen tersebut, lanjutnya, seolah menbuat Indonesia melepaskan diri dari DNA asli bangsa. Perubahan konstitusi dalam empat tahap yang terjadi di tahun 1999 hingga 2002, juga telah kebablasan dan sarat dengan muatan kepentingan para penumpang gelap.

LaNyalla menambahkan, jika dilihat dan cermati lebih jauh, entitas-entitas civil society yang dulu berjasa besar dalam proses lahirnya bangsa dan negara, ternyata tidak bisa terlibat dalam menentukan wajah dan arah perjalanan bangsa. "Karena, wajah dan arah bangsa ini hanya ditentukan oleh partai politik," ujarnya.

Parpol menjadi satu-satunya instrumen untuk mengusung calon pemimpin bangsa. Selain itu, hanya parpol - melalui fraksi di DPR RI bersama pemerintah - yang memutuskan Undang-Undang yang mengikat seluruh warga bangsa.

Bila ingin mengimplementasikan cita-cita para pendiri bangsa, kata dia, tentu harus memahami apa itu cita-cita para pendiri bangsa. Bukan hanya memahami dengan membaca Pembukaan Undang-Undang Dasar - di mana cita-cita itu tertulis - tetapi juga perlu merasakan suasana kebatinan para pendiri bangsa yang saat itu bersidang dalam forum BPUPKI dan PPKI dalam menyiapkan kemerdekaan Indonesia.