Mengapa Jalan Tol di Indonesia Tidak Aman?
Wowsiap.com - Pemerhati Konstruksi Jalan Raya dan Jalan Kereta Api (KA), Gatot Rusbintardjo mengatakan kontruksi jalan tol yang ada di Indonesia terbilang tidak aman.
Wowsiap.com - Pemerhati Konstruksi Jalan Raya dan Jalan Kereta Api (KA), Gatot Rusbintardjo mengatakan kontruksi jalan tol yang ada di Indonesia terbilang tidak aman.
Wowsiap.com - Pemerhati Konstruksi Jalan Raya dan Jalan Kereta Api (KA), Gatot Rusbintardjo mengatakan kontruksi jalan tol yang ada di Indonesia terbilang tidak aman. Alasannya, perkerasan jalan dibuat dari perkerasan kaku yaitu dengan Beton Semen.
Menurut Gatot, perkerasan dengan Beton Semen tidak mempunyai Skid Resistance atau kecil skid resistance-nya.
Skid resistance adalah Daya cengkeram ban dengan permukaan perkerasan jalan. Karena skid resistennya kecil atau bahkan nol, maka apabila mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mengerem, mobil tidak segera berhenti karena tidak ada daya cengkeram yang memadai antara ban dan permukaan perkerasan jakan.
Sehingga lanjut Gatot mengatakan sering terdengar mobil menabrak truck atau mobil lain yang ada didepannya.
"Jalan beton bukan jalan untuk kecepatan tinggi! Sehingga salah membangun jalan Tol dengan perkerasan kaku," ujar Gatot dalam tulisannya di WAG, Jumat (5/11/2021).
Di sisi lainnya, Gatot menilai bahwa di tengah jalan Tol diberi pembatas dinding beton yang tebal dan kokoh. Akibarnya jika ada mobil yang selip atau kemudinya berbelok maka akan menabrak tembok beton.
"Dan karena kecepatannya tinggi, maka akibatnya fatal seperti yang dialami mobil VA dan juga dosen Fak. Teknik Sipil UNDIP beberapa waktu yang lalu," jelas Gatot.
Seharusnya kata dia, Jalan Tol yang aman ditengahnya atau medianya harus berupa rumput dengan lebar minaimal 2 x 5 meter dengan kelandaian 5%.
"Seperti jalan Tol Jagorawi pada awal dibuatnya dengan demikian jika ada sopir mengantuk atau mobil pecah ban, mobil tidak menabrak tembok beton, tetapi meluncur diatas rumput yang landai dan akhirnya berhenti dengan selamat," ujarnya.
Gatot kembali menegaskan hal yang perlu diingat bahwa Jalan Tol di Indonesia adalah jalan yang tidak aman terutama untuk kecepatan tinggi. Karena itu ia mengingatkan agar pengendara menaati rambu pembatas kecepatan.
"Jangan bangga dapat menempuh waktu 3,5 jam dari Semarang ke Surabaya. Tapi banggalah dapat membawa keluarga dengan selamat dari Semarang ke Surabaya walaupun harus ditempuh dalam waktu lebih dari 4,5 jam," kata dia.