Berkumpulnya Anak Muda Menjadi Tonggak Gerakan Pemuda

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai, spirit Sumpah Pemuda adalah satu bentuk kedaulatan budaya. Sedangkan Proklamasi merupakan bentuk kedaulatan politik.

Berkumpulnya Anak Muda Menjadi Tonggak Gerakan Pemuda

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai, spirit Sumpah Pemuda adalah satu bentuk kedaulatan budaya. Sedangkan Proklamasi merupakan bentuk kedaulatan politik.

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto. (Foto: Andri)
Wowsiap.com – Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai, spirit Sumpah Pemuda adalah satu bentuk kedaulatan budaya. Sedangkan Proklamasi merupakan bentuk kedaulatan politik.

“Jadi, sumpah dengan semangat ke-Indonesiaan dan berkumpulnya anak muda sampai saat ini, tetap menjadi tonggak gerakan-gerakan pemuda. Hanya saja, keteladanan kepada pemuda ini masih menjadi masalah,” katanya dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema Peran Pemuda di Kancah Politik Nasional di Media Center DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (28/10).

Akan tetapi yang menjadi problem terbesar dalam kompleksitas perpolitikan adalah apakah keteladanan anak muda sebagai perekat di dalam dunia politik sudah pernah terjadi atau tidak. Atau, anak muda tetap memberikan parsialitas politiknya dengan masuk ke berbagai partai politik dan hanya menjadi politik identitas semata.

Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu menambahakan, parpol hanyalah kendaraan politik saja. Begitu juga dengan sistem daerah pemilihan (dapil). Sehingga, jangan sampai kedua hal itu mengkotakkan kekuatan pemuda Indonesia.

“Jadi, skeptisnya anak muda terhadap politik karena kurangnya teladan dari kalangan muda yang telah lebih dulu terjun ke politik. Kita berhadapan dengan politisi muda yang saat ini ditangkap KPK juga sudah banyak. Saya kira itu menjadi tantangan besar bagi anak-anak muda,” ucapnya.

Oleh karena itu, Cak Nanto ingin ada suatu dorongan kewajiban bagi anak muda untuk menjadi bagian dari politik. Karena kalau tidak dikelola yang baik, maka politik kemungkinan akan dikelola oleh orang-orang yang tidak baik.

“Sehingga produk yang dihasilkan kemungkinan besar menjadi tidak baik. Saya berharap, harus lebih banyak anak muda yang masuk ke politik. Karenanya, bonus demografi Indonesia bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga Indonesia Emas 2045 bisa tercapai,” tandasnya.