Jangan Pertentangkan Relasi Antara Agama dengan Negara

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menegaskan, upaya-upaya untuk membenturkan Islam dengan negara harus dicegah dan dihindari semaksimal mungkin.

Jangan Pertentangkan Relasi Antara Agama dengan Negara

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menegaskan, upaya-upaya untuk membenturkan Islam dengan negara harus dicegah dan dihindari semaksimal mungkin.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra (kanan) dalam bedah buku berjudul Catatan dari Senayan 2: Relasi Islam dan Negara, Perjalanan Indonesia karya Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani di Media Center MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/10). (Foto: Andri)
Wowsiap.com - Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menegaskan, upaya-upaya untuk membenturkan Islam dengan negara harus dicegah dan dihindari semaksimal mungkin. Sebab, hal itu tidak menguntungkan bagi siapapun.

“Meski tarik-menarik itu masih ada, namun tidak perlu dipertentangkan lagi. Sebab, relasi antara agama – khususnya Islam - dengan negara telah selesai dan tidak perlu dipertentangkan lagi," katanya dalam bedah buku berjudul Catatan dari Senayan 2: Relasi Islam dan Negara, Perjalanan Indonesia karya Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani di Media Center MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/10).

Namun dia menilai, alam bawah sadar sebagian pejabat negara di Indonesia masih meragukan kesetiaan umat Islam kepada Pancasila. Karena tersimpan di alam bawah sadar, maka sewaktu-waktu akan keluar.

“Contohnya adalah dengan mengadakan lomba penulisan bertema hukum menghormat bendera. Ini mengada-ada dan cara berpikirnya keliru karena menggeneralisir seolah-olah seluruh umat Islam tidak menghormati bendera Merah Putih,” ujarnya.

Menurutnya, hal semacam itu menjadi permasalah. Meski demikian, dia mengakui bahwa di kalangan umat ada yang masih ada tarik-menarik, tidak menerima dan mempersoalkan Pancasila. Mereka lebih banyak dipengaruhi oleh pikiran-pikiran transnasional.

Hal itu menjadi tantangan bagi pemimpin muslim agar mengarahkan orientasi umat ke dalam negeri atau ke tanah airnya sendiri, daripada melihat eksperimen di Timur Tengah atau Asia Selatan. Padahal, apa yang terjadi di Timur Tengah dan Asia Selatan tidak lebih bagus dibanding dengan di Indonesia.

“Kita jauh lebih beruntung karena Indonesia aman. Padahal, tarik-menarik agama dengan negara sebetulnya sudah selesai di Indonesia. Sebab, kita memiliki Pancasila yang religiously friendly, yang bila dibadingkan dengan Kemalisme di Turki yang mana antara negara dengan agama sama sekali tidak bersahabat,” paparnya.