Pembangunan IKN Sebaiknya Ditunda

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser, Kalimantan Timur, sebaiknya ditunda.

Pembangunan IKN Sebaiknya Ditunda

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser, Kalimantan Timur, sebaiknya ditunda.

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier. (Foto: Tangkapan layar/Andri)
Wowsiap.com - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser, Kalimantan Timur, sebaiknya ditunda. Karena belum tentu juga pemerintah berikutnya akan melanjutkannya.

“Karena, bisa jadi ganti pemerintahan, rencana pemindahan IKN juga selesai. Ini feeling saya. Mohon maaf kalau ada yang tidak setuju. Karena pemindahan IKN bisa memakan waktu hingga 20 tahun,” katanya dalam diskusi virtual Gelora Talk bertema APBN diantara Himpitan Pajak dan Utang Negara, Rabu (20/10).

Menurutnya, memindahkan jutaan orang beserta keluarga, sekolah anak-anaknya, rumah dan sebagainya, tidaklah semudah itu. Sehingga, akan lebih baik jika pemindahan itu ditunda dan dikaji terlebih dahulu.

“Apakah memang benar IKN perlu pindah? Sehingga, bisa refocusing anggaran dan jangan sampai terseret oleh Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung atau proyek pemindahan IKN. Proyek yang kira-kira tidak penting perlu dibenahi terlebih dahulu,” tegasnya.

Sebab, kata dia, menghemat APBN itu adalah hal penting. Apalagi dalam keadaan penerimaan yang sedang tertekan dibandingkan dengan kewajiban. Sebab bila tidak, lama-lama uang habis hanya untuk membayar bunga beserta pokok pinjaman hutang yang makin menggelembung.

“Akhirnya tidak punya sisa dan anggaran semakin tertekan. Faktor penghematan anggaran dengan membatalkan item yang tidak perlu, tidak penting dan tidak urgen harus dilakukan dalam keadaan darurat, yang membuat pemerintah mengeluarkan Perppu,” kritiknya.

Namun, lanjutnya, yang terjadi sepertinya tidak ada upaya penghematan. Padahal, dalam APBN ada pendapatan dan juga belanja. Sehingga, jangan belanjanya tetap tetapi penerimaannya tidak ada dan hanya semata-mata mengandalkan hutang.