Wanita itu mengalami trauma berat akibat insiden tersebut. Dia mengatakan telinganya berdenging dan dia tidak bisa bernapas karena trauma mental
Ilustrasi hacker via net
Menurut laporan Bloomberg, wanita itu mengalami trauma berat akibat insiden tersebut. Dia mengatakan telinganya berdenging dan dia tidak bisa bernapas karena trauma mental yang dia hadapi. Andrea mengatakan dia mengeluarkan benda tajam dari kamar asramanya karena khawatir dia akan melukai dirinya sendiri.
Apa yang dia hadapi adalah sextortion, suatu bentuk kejahatan yang sedang meningkat di Amerika Serikat. FBI mengatakan menerima 18.000 kasus pemerasan pada tahun 2021. Pemerasan tersebut menghasilkan pembayaran 13,6 juta dolar.
Peretas menyamar sebagai pegawai keamanan dan menipunya agar membagikan kode yang memungkinkannya mengambil alih akun. Dia kemudian memblokirnya keluar dari akun. Dia kemudian mengakses bagian yang disebut hanya untuk mataku. Wanita itu menyimpan foto telanjang dirinya.
Dia mengirim foto-foto itu ke kontaknya dengan pesan 'flash me back if we besties'. Ini dilakukan karena dia ingin orang lain mengirim foto telanjang mereka.
Karena pihak berwenang tidak dapat membantu mereka, mereka menemukan rencana baru. Yates menghubungi akun korban mengatakan dia mengiriminya telanjang melalui tautan. Tautan itu sebenarnya adalah perangkat lunak yang dapat mengidentifikasi alamat IP seseorang. Mengetahui identitas orang itu, dia melaporkannya ke polisi.
Pria itu diidentifikasi sebagai David Mondore, seorang koki berusia 29 tahun. Dia telah dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena meretas setidaknya 300 akun Snapchat.