Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. (Bagian Pemberitaan MPR RI)
“Karenanya, Gerakan Literasi Nasional harus mendapat dukungan penuh semua pihak. Hal itu agar tercipta akselerasi pertumbuhan minat baca di seluruh Indonesia sejak dini,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Senin (11/7).
Menurutnya, Indonesia akan sulit bersaing di masa mendatang. Khususnya bila tidak segera melakukan langkah-langkah yang strategis dalam meningkatkan literasi anak bangsa.
“Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud Ristek, beberapa waktu lalu mengirimkan lebih dari 2,5 juta eksemplar buku pengayaan pendukung. Buku-buku tersebut dikitim ke empat wilayah yang termasuk daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T),” ujarnya.
Empat wilayah itu masuk regional 4. Yakni Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Pembagiannya terdiri atas 41 kabupaten/kota.
“Namun, upaya pendistribusian jutaan buku oleh pemerintah itu saja belum cukup untuk mengakselerasi peningkatan literasi anak bangsa. Bangsa ini butuh lebih banyak buku dan bahan bacaan, serta atmosfer membaca yang lebih kental lagi di lingkungan generasi muda,” tandasnya.
Dikaatakan, membangun budaya membaca tidak bisa hanya berfokus pada ketersediaan buku dan bahan bacaan semata. Lebih dari itu, diperlukan langkah yang konsisten dan terukur lewat penerapan program belajar yang mampu membangun budaya membaca sejak dini.
“Selain itu, dalam upaya perluasan pendistribusian buku dan bahan bacaan, keterlibatan masyarakat dan dunia usaha juga sangat diperlukan. Dibutuhkan konsistensi dalam menjamin keberlangsungan sejumlah upaya tersebut,” tegasnya.
Apalagi bila pasokan buku dan bahan bacaan bagi generasi muda terjamin, serta pola pengajarannya mendukung peningkatan budaya membaca. Sehingga, sejumlah langkah untuk meningkatkan literasi anak bangsa bisa segera membuahkan hasil.
“Hal itu demi mewujudkan daya saing bangsa di masa datang,” tukasnya.