Video percekcokan polisi yang dinarasikan ‘pukul pemuda’ di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, viral di media sosial.
Kapolsek Pesanggrahan Kompol Nazirwan
“Begitu terjadinya kerumunan, di antaranya itu ada yang berusaha memprovokasi, mungkin ada oknum yang memprovokasi dan meneriaki ada gangster, ada begal,” kata Kompol Nazirwan di Polsek Pesanggrahan, Rabu (18/5/2022).
“Disampaikan oleh salah satu dari provokator yang dilemparkan, yang dilontarkan, ke anggota yang di lapangan,” lanjutnya.
Nazirwan mengakui, dalam peristiwa itu, ada tiga pemuda yang diamankan oleh warga, yaitu FR (21), BT (22), dan ZE (23). Dia menyebut kondisi ketiga pemuda itu sudah dalam keadaan luka dan mabuk saat diserahkan ke polisi.
“Bahwa dari korban itu diserahkan oleh warga dan sekuriti yang ada di tempat di TKP. Itu diserahkan oleh warga yang berada di TKP. Sejauh ini tiga orang yang diserahkan warga masyarakat ke anggota di lapangan, begitu sampai di komando, kemudian kita cek kondisinya di bawah pengaruh minuman keras,” terang Nazirwan.
Nazirwan menjelaskan peristiwa viral itu terjadi di Jl Ciledug Raya, Pesanggrahan, Jaksel, pada Minggu (15/5) sekitar pukul 03.30 WIB. Nazirwan menyebut anggotanya saat itu sedang berusaha mengurai lalu lintas karena adanya kecelakaan. Anggota saat itu memang tidak memakai seragam dinas.
“Untuk kejadian yang viral memang benar adanya itu kejadian tepatnya pada hari Minggu sekitar pukul 03.30 WIB menjelang Subuh. Itu ada berawal dari laka tunggal, kemudian anggota yang di lapangan berusaha mengurai lalu lintas karena laka tersebut yang menyebabkan kendaraan itu patah as sehingga menghalangi jalan,” jelas Nazirwan.
Namun saat itu malah terjadi keributan dikarenakan adanya oknum yang memprovokasi. Ada beberapa orang yang memprovokasi dan meneriaki anggota ‘gangster’ dan ‘begal’.
“Beberapa saat kemudian datang bus, ini yang menyebabkan kerumunan masyarakat sehingga di antara begitu terjadinya kerumunan, di antaranya itu ada yang berusaha memprovokasi, mungkin ada oknum yang memprovokasi dan meneriaki ada gangster, ada begal,” ujarnya.
Dia mengatakan tiga anggotanya yang berpakaian preman tiba lebih dulu di TKP, namun masyarakat awalnya percaya pada provokasi bahwa mereka adalah begal. Kemudian, empat anggotanya yang lain menyusul ke lokasi dengan berpakaian dinas.
“Nah, di situlah anggota kita berusaha menenangkan warga, kemudian menunjukkan identitas bahwa saya adalah polisi. Saat tersebut perjalanan anggota yang berpakaian dinas masih dalam perjalanan sehingga anggota Opsnal di lapangan menyatakan bahwa mereka meyakinkan warga agar kembali dan tidak sampai terprovokasi dengan teriakan ataupun provokator yang menyatakan bahwa ada begal,” jelasnya.