Antusiasme masyarakat untuk mudik sangat luar biasa. Dimana terjadi peningkatan yang luar biasa, baik untuk tranportasi darat dan laut.
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna. (labsosio.ui.ac.id)
"Antusiasme masyarakat untuk mudik sangat luar biasa. Dimana terjadi peningkatan yang luar biasa, baik untuk tranportasi darat dan laut. Termasuk macet parah di jalan tol dan antrean panjang di pelabuhan," kata pengamat perkotaan dan transportasi Yayat Supriatna, Sabtu (30/4).
Menurutnya, rekayasa lalu-lintas yang kini diterapkan seperti pemberlakuan satu arah (one way/contraflow) memang cukup membantu meski punya dampak. Pola one-way atau contraflow sangat membantu di jalan tol, tapi menjadi beban di jalan arteri.
"Apalagi, jalan arteri atau alternatif tidak sebagus jalan tol. Begitu juga fasilitas dan sumber daya penunjang di jalan arteri, yang tidak sesigap dan sebaik jalan tol," ujarnya.
Beban jalan jalan arteri lebih berat daripada jalan tol dengan berbagai kegiatan dan aktivitas yang kompleks. Apalagi jika jalan arteri harus memikul beban arus mudik.
"Pelabuhan Merak juga menjadi sorotan dengan antrean yang cukup panjang. Operator jalan tol menyarankan pemudik untuk menunggu di rest area terlebih dahulu. Tetapi hal itu juga tidak ada kejelasan terkait waktu tunggu masuk pelabuhan," tandasnya.
Memang harus diakui, informasi tentang kepastian kapan dibuka sangat situasional. Sehingga banyak orang yang berada di tengah jalan, tiba-tiba terjebak.
"Antara konsep dan gagasan dengan praktiknya masih ada gap (kesenjangan). Misalnya informasi dan komunikasi. Itu yang paling penting," tegasnya.
Sehingga, orang harus lebih banyak bersabar dan mencari informasi akurat terkait perjalanan. "Masyarakat perlu membuat perencanaan matang terkait keberangkatan, sehingga tidak terjebak kemacetan saat puncak arus mudik,” tukasnya.