Cuaca, polusi udara dan kemacetan jalan tentu tidak cocok untuk anak-anak dibawa berkendara dengan motor.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. (Biro Pemberitaan DPR RI)
“Anak-anak yang ikut mudik bersama orang tuanya perlu mendapat perhatian khusus. Karena mereka rentan terpapar penyakit atau keletihan,” kata anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/4).
Sehingga, perlu dipastikan bahwa di setiap terminal, stasiun, bandara maupun rest area yang disinggahi pemudik, tersedia tempat istirahat dan klinik kesehatan. Khususnya untuk kondisi-kondisi darurat.
“Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan RI, akan ada sekitar 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan. Untuk itu, para pemudik agar menyiapkan perbekalan yang memadai untuk kebutuhan anak-anak,” ujarnya.
Khusus pemudik dengan kendaraan roda dua, dia meminta agar berhati-hati membawa anak-anak. Sebab, cuaca, polusi udara dan kemacetan jalan tentu tidak cocok untuk anak-anak dibawa berkendara dengan motor.
“Sebaiknya jangan membawa anak mudik dengan motor. Apalagi didudukkan di depan. Itu sangat berbahaya,” tandasnya.
Disiplin
Terkait protokol kesehatan, dia meminta pemerintah melakukan pengetatan pengawasan pada para pemudik. Pemerintah harus memastikan protokol kesehatan dijalankan secara disipilin oleh para pemudik.
“Awasi di tempat-tempat yang menjadi titik istirahat atau berhenti para pemudik seperti di rest area, tempat makan, fasilitas publik dan sebagainya. Jangan sampai mudik tahun ini jadi titik balik peningkatan kasus Covid-19 di tanah air,” tegasnya.
Dia juga meminta Satgas Covid-19 Pusat maupun daerah agar melakukan inspeksi rutin ke terminal, stasiun, bandara dan sejenisnya. Terminal bis, stasiun kereta atau bandara tentu akan dipenuhi para pemudik.
“Mitigasi sedini mungkin potensi membludaknya para pemudik di lokasi tersebut agar tidak terjadi pelanggaran prokes. Petugas maupun pengelola harus diedukasi agar turut menjaga prokes para penumpang,” imbuhnya.
Rute mudik pun juga harus dipantau. Karena potensi terjadinya kemacetan dapat membuat penumpukan massa di titik-titik tertentu.
“Perlu dilakukan pengawasan kepada para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Pemerintah dapat memberikan swab atau antigen gratis di titik-titik yang dilewati oleh para pemudik,” tukasnya.