Untuk melawan para teroris tersebut, tidak cukup hanya sekadar melakukan penangkapan dan penegakan dari sisi hukum. Mengingat yang dilawan bukan orang ataupun kelompok, melainkan ideologi.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Bagian Pemberitaan MPR RI)
“Terbaru, pada 20 April kemarin, Densus 88 Antiteror Polri berhasil menangkap tujuh tersangka teroris di Bandung, Cirebon, Bogor dan Garut, Jawa Barat,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Jakarta, Rabu (27/4).
Menurutnya, untuk melawan para teroris tersebut, tidak cukup hanya sekadar melakukan penangkapan dan penegakan dari sisi hukum. Mengingat yang dilawan bukan orang ataupun kelompok, melainkan ideologi.
“Karenanya, sangat penting bagi seluruh pihak untuk mengamalkan kembali nilai-nilai dalam Pancasila. Yang mana tidak hanya sekedar menjadi hafalan semata, melainkan dipraktikkan dalam keseharian,” ujarnya.
Dikatakan, pemupukan terhadap nilai-nilai Pancasila juga harus semakin digencarkan. Baik melalui pendidikan di sekolah formal, maupun melalui berbagai kegiatan kebangsaan lainnya.
“Jika di masa lalu para kelompok teroris menyebarkan propagandanya melalui pertemuan tatap muka secara langsung, kini mereka juga sudah mulai menggunakan kekuatan media sosial. Khususnya untuk menyebarkan ideologi terorisnya,” tandas dia.
Khusus di Indonesia, penggunaan media sosial tersebut tidak lepas karena pesatnya penetrasi internet di Indonesia. Laporan We Are Social bersama dengan Hootsuit menyebutkan, ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia.
“Litbang Kompas dalam survey yang dilakukan pada 17-19 Mei 2021 via telepon terhadap responden usia 17-34 tahun melaporkan, media sosial seperti Instagram, Whatsapp, Twitter dan lainnya menjadi sarana yang paling besar dalam melancarkan intoleransi. Yakni sebesar 51,9 persen,” tegasnya.
Terpapar
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2020 melaporkan, potensi Gen-Z (rentang usia 14-19 tahun) terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen. Sementara generasi millenial (berumur 20-39 tahun) mencapai 12,4 persen.
“Gen-Z dan milenial menjadi sasaran empuk. Hal itu lantaran mereka sangat aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media sosial,” ucapnya. Karenanya, dia mengajak seluruh elemen bangsa menjaga kedaulatan bangsa.
Baik dari ancaman terorisme yang mengganggu ideologi Pancasila, maupun dari ancaman yang bersifat non militer lainnya. Posisi geografis Indonesia yang strategis dalam lalu lintas kemaritiman, telah menempatkan bangsa Indonesia sebagai magnet bagi berbagai kepentingan global.
“MPR RI gencar melaksanakan vaksinasi ideologi berupa Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke berbagai kalangan masyarakat. Sehingga, akan memperkuat imun ideologi setiap anak bangsa,” tukasnya.