Tiket Pilpres 2024 Sudah Diborong Oligarki, Rakyat Gigit Jari

Threshold (ambang batas) dari hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 akan menjadi tiket baru. Karena, electoral threshold adalah syarat kemenangan bukan syarat maju menjadi capres.

Tiket Pilpres 2024 Sudah Diborong Oligarki, Rakyat Gigit Jari

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah. (Gelora Media Center)

Wowsiap.com - Tiket calon Presiden di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, sudah ada di tangan para oligarki. Padahal seharusnya, tiket capres ini diambil dari perolehan suara pemilu terbaru yakni tahun 2024 melalui perolehan suara parpol. 
 
“Kita harus bereskan tiket palsu atau tiket kadaluwarsa itu, setelah itu baru masalah electoral threshold pada pemilu terbaru di 2024,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/4).

Menurutnya, threshold (ambang batas) dari hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 akan menjadi tiket baru. Karena, electoral threshold adalah syarat kemenangan bukan syarat maju menjadi capres.

“Di seluruh dunia, tidak ada threshold dijadikan syarat maju menjadi capres, tapi syarat kemenangan. Kalau syarat maju seperti di Amerika melalui konvensi dari tingkat bawah sampai tingkat tertinggi,” ujarnya.

Berbeda dengan Indonesia, dimana sebuah partai tanpa syarat bisa mencalonkan pada putaran pertama. Dengan demikian tidak ada calon dari independen, semua capres mengunakan kendaraan partai politik. 
 
“Akan menjadi rumit, karena partai politik juga ingin memenangi pemilu sebagai bentuk keterpilihan dari masyarakat. Dengan demikian, semua bisa maju melalui partai politik hasil pemilu terbaru di 2024,” tandasnya.

Tiket terbaru inilah yang membuat semua pihak yang diunggulkan bisa diusung oleh partai politik untuk maju di capres 2024. Ini membuat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, wakil dari Lombok dan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta juga bisa maju.

“Yang muda-muda kasihan, mereka tidak punya tiket. Makanya tarung dulu di putaran pertama, boleh jadi ada ide terbaik. Nah nanti di putaran kedua terpilih jadi dua orang, ini saripatinya,” tegas Fahri.
 
Meski demikian, dia mengaku tidak mengkhawatirkan banyaknya bakal calon presiden dari partai politik. “Santai saja, itu ada caranya kok,” tukasnya.

 

tiket capres pemilu oligarki partai politik