Carlo Ancelotti hanya bisa mengandalkan 14 pemain di setiap laga karena perbedaan kualitas pemain cadangan Real Madrid.
Carlo Ancelotti kesulitan melakukan rotasi pemain di Real Madrid musim ini.(Foto : twitter/@realmadriden)
Kedalaman skuad yang menjadi dasar kebijakan rotasi tersebut pernah menjai kunci Zinedine Zidane saat mengantar Real Madrid menjuarai La Liga Spanyol dan Liga Champions pada tahun 2017 silam.
Sayangnya, hal itu kini menjadi kemewahan yang tidak dimiliki Carlo Ancelotti di musim ini. Entrenador asal Italia itu kesulitan melakukan rotasi pemain jika ingin mengikuti jejak Zidane.
Tengok saja, menjalani musim 2021/2022 di tiga kompetisi berbeda, La Liga Spanyol, Liga Champions dan Copa del Rey, Ancelotti hanya memiliki 14 pemain yang bisa diandalkan setiap pekannya.
Sebelas pemain pengganti yang tersedia bagi Ancelotti hanya bermaterikan pemain seperti Andriy Lunin, Jesus Vallejo, Marcelo, Miguel Gutierrez, Dani Ceballos, Isco, Antonio Blanco, Eden Hazard, Luka Jovic, Gareth Bale dan Mariano Diaz.
Ada penurunan kualitas yang signifikan dari starting XI yang biasanya dipilih Ancelotti. Real Madrid sekali lagi seperti membuang uang ke pemain tapi itu terbukti mahal dalam jangka panjang karena skuad awal mereka hampir tidak berubah.
Marcelo, Isco dan Bale menunggu kontrak mereka berakhir, sementara Hazard dan Jovic tampil buruk sejak kedatangan mereka di Santiago Bernabeu.
Meski demikian, tidak semuanya negatif untuk Los Blancos karena Federico Valverde telah menjadi bintang baru di lini tengah, sementara Ancelotti berharap Camavinga dapat menunjukkan potensinya di sisa musim ini.
Ancelotti lebih fokus pada masalah pertahanan Real Madrid, daripada pergantian personel, menyusul kekalahan mereka dari Paris Saint-Germain di leg pertama Liga Champions dan tersingkir dari Copa del Rey.
Real Madrid mungkin memiliki keunggulan sembilan poin yang relatif nyaman di La Liga Spanyol, tetapi ujian sebenarnya dari skuad mereka akan datang ketika mereka menghadapi Chelsea di perempat final Liga Champions.***