Manajemen Chelsea dianggap kurang adil soal besaran gaji bagi pemain yang kerap tampil di tim utama.
Besaran gaji yang njomplang ditengarai memicu keretakan di ruang ganti Chelsea.(twitter/@ChelseaFC)
Dikutip dari The Sun, rumor itu dihembuskan salah seorang sumber di internal Chelsea. Penyebabnya, tak lain karena permintaa Antonio Rudiger yang menuntut kenaikan gaji untuk memperpanjang kontrak di Stamford Bridge.
Rudiger memang belum memperbarui kontraknya, yang akan habis Juni 2022 mendatang. Jika Rudiger pergi, maka Chelsea akan gigit jari karena kehilangannya secara cuma-cuma. Apalagi, Rudiger diincar banyak tim, seperti PSG, Manchester United, dan Real Madrid.
Antonio Rudiger dikabarkan minta naik gaji. Di kontrak lamanya, Rudiger mendapat upah 100 ribu Pounds per pekan atau sekira Rp1,9 miliar. Pemain asal Jerman itu merasa dirinya layak naik gaji karena terus jadi pilihan utama. Dia menuntut angka 200 ribu Pounds atau Rp3,8 miliar per pekan.
Situasi ini makin memanas setelah pemain Chelsea lainnya serasa senasib dengan Rudiger. Beberapa pemain di skuad utama, ternyata juga masih mendapatkan gaji yang dinilai kecil.
Mason Mount cuma digaji 76 ribu Pounds atau Rp1,4 miliar per pekan. Reece James hanya 58 ribu pounds atau Rp1,1 miliar per pekan. Beberapa pemain lainnya yang kontraknya akan habis di musim panas mendatang adalah Andreas Christensen yang gajinya hanya 83 ribu Pounds atau Rp1,5 miliar.
Di sisi lain, beberapa pemain Chelsea yang dinilai tampil buruk sejauh ini seperti Timo Werner, Saul, dan Kai Havertz, gajinya ada di angka lebih dari 100 ribu Pounds. Karena itu, beberapa pemain Chelsea, merasa pihak klub tidak adil.
Hingga kini, belum ada tanggapan maupun konfirmasi resmi dari manajemen Chelsea mengenai rumor tersebut.***
