Hansi Flick tidak mengira Timnas Italia mampu bermain sebagai tim meski menurunkan banyak debutan dan pemain muda saat melawan Timnas Jerman di UEFA Nations League.
Laga Timnas Jerman vs Timnas Italia di UEFA Nations League.(Foto : twitter/@DFB_Team)
Gli Azzurri sempat punya peluang setelah percobaan Gianluca Scamacca membentur mistar gawang sebelum akhirnya Lorenzo Pellegrini membuka skor melalui assist dari debutan berusia 18 tahun Willy Gnonto.
Namun, Die Mannschaft menyamakan kedudukan hanya tiga menit kemudian melalui Joshua Kimmich, memberi kedua tim masing-masing satu poin di grup A3 UEFA Nations League.
“Kami memulai pertandingan dengan baik, kemudian kehilangan arah setelah 15-20 menit,” kata Hansi Flick dalam konferensi pers seperti diwartakan Football Italia.
“Italia bermain sangat baik dan kami membuat terlalu banyak kesalahan dalam membangun serangan. Kami kekurangan intensitas dan soliditas pertahanan, ini adalah area yang perlu kami tingkatkan sehingga kami bisa tampil lebih baik pada hari Selasa. Kami tidak menerapkan apa yang telah kami praktikkan dalam latihan dan itu bukan pertama kali terjadi.”
Eks pelatih Bayern Munich itu mengaku kaget dengan penampilan Timnas Italia yang melakukan sepuluh perubahan dari tim yang kalah 0-3 dari Argentina di Finalissima, termasuk performa enam pemain debutan di era Roberto Mancini.
“Italia jauh lebih kohesif dan bermain dengan baik dari yang kami harapkan, jadi sangat positif kami bisa langsung menyamakan kedudukan,” tutur Flick.
“Ini menegaskan UEFA Nations League memungkinkan Anda untuk selalu menghadapi lawan yang sangat kuat. Performa kami cukup negatif secara umum hari ini, kami bisa dan harus berbuat lebih banyak. Kami tidak memiliki intensitas dan presisi seperti biasanya.”
“Italia adalah negara yang hidup dan bernafaskan sepakbola, mereka solid dalam bertahan, saya mengagumi Mancini dan cara Italianya bermain di Euro. Kami semua perlahan menjadi penggemar Italia melihat cara mereka bermain di turnamen itu.”
“Azzurri memiliki semua yang mereka butuhkan untuk memulai kembali dan merekonstruksi era penting lainnya,” beber Hansi Flick.***