Mo Salah punya pengalaman pahit saat menghadapi Real Madrid di final Liga Champions 2018 lalu.
Mohamed Salah saat laga leg kedua semifinal Liga Champions melawan Villarreal.(Foto : twitter/@LFC)
Liverpool bertandang ke kandang The Yellow Submarines dengan modal keunggulan 2-0 di leg pertama. Tapi, tim besutan Unai Emery menyamakan agregat lebih awal melalui gol Boulaye Dia dan Francis Coquelin di babak pertama.
Namun, team talk dari Jurgen Klopp dan masuknya Luis Diaz menggantikan Diogo Jota mampu membalikkan keadaan. Diaz menjadi pencetak gol bersama Fabinho dan Sadio Mane di babak kedua untuk membawa Liverpool meraih kemenangan 3-2, yang membuat mereka melaju ke final Liga Champions ke-10 dengan agregat 5-2.
Mohamed Salah sendiri telah menginjakkan kaki ke lapangan untuk dua final Liga Champions untuk Liverpool, tetapi pertemuannya tahun 2018 dengan Real Madrid membuatnya meninggalkan lapangan sambil menangis setelah mengalami cedera akibat tekel dari Sergio Ramos.
Liverpool kemudian kalah 3-1 di final sebelum mengalahkan Tottenham Hotspur di musim berikutnya, dan Salah rupanya masih penasaran dengan Los Blancos empat tahun setelah malam yang menyakitkan itu di Kyiv.
“Itu sulit di babak pertama, tetapi di babak pertama pelatih berbicara kepada kami. Dia berbicara dan berteriak! Kami berbicara satu sama lain. Kami adalah tim top sehingga kami tahu kami bisa menyerang balik. Itu membuat kemenangan lebih menarik,” kata Salah pada BT Sport.
“Setelah kami memenangkan setiap pertandingan grup, saat itulah saya berpikir 'kami akan memenangkan Liga Champions.' Anda perlu fokus pada pekerjaan Anda, Anda perlu menetapkan tujuan dalam pikiran Anda dan pergi dari sana.”
“Saya ingin (melawan) Madrid di final. Mereka sudah mengalahkan kami di final, jadi mari kita mainkan mereka lagi,” tukas penyerang andalan Liverpool itu.***