Sacchi menilai permainan AC Milan lebih mencerminkan sepakbola Eropa saat ini daripada gaya bermain yang ditampilkan Inter Milan.
Laga Inter melawan AC Milan di semifinal Coppa Italia.(Foto : twitter/@acmilan)
Hanya ada dua poin yang memisahkan rival lokal di puncak klasemen Serie A Italia, meskipun Nerazzurri memiliki satu pertandingan tunda yang akan dimainkan melawan Bologna pada Kamis (28/4/2022) dinihari WIB.
“AC Milan bukan skuad terkuat, tapi mereka yang paling dekat semangatnya dengan gaya sepakbola Eropa, lebih internasional, bersama Atalanta,” tulis Arrigo Sacchi di La Gazzetta dello Sport.
“Mereka memiliki semangat tim yang hanya bisa diwujudkan oleh beberapa tim. Di sisi lain, Inter memiliki skuad yang jauh lebih kuat, namun sepakbola yang mereka mainkan masih mentok di tahun 1960-an.”
“Inter memang memainkan sepakbola itu dengan baik, tetapi itu adalah gaya kuno yang tidak membantu mereka di tingkat internasional,” lanjut Sacchi.
Rossoneri mempertahankan posisi teratas berkat kemenangan tandang 2-1 di menit-menit terakhir atas Lazio, dengan Sandro Tonali mencetak gol dalam penghentian.
“Milan terdiri dari sekelompok pemain muda dan beberapa pemain tua yang telah memberikan begitu banyak. Zlatan Ibrahimovic bukan lagi pemain hebat di usianya, tapi dia tetap pria hebat,” ungkap Sacchi.
“Klub pantas mendapatkan pujian karena menyeimbangkan pembukuan dan menciptakan tim yang sebagian besar terdiri dari pemain yang tidak dikenal. Mereka tidak boleh kehilangan antusiasme itu, gaya sepakbola itu.”
Kendati demikian, eks allenatore Milan, Real Madrid dan Timnas Italia itu menepis anggapan melontarkan kritik pada bos Inter, Simone Inzaghi.
“Inzaghi perlu membuat langkah lain jika dia ingin masuk ke sepakbola yang lebih modern dan berkembang. Saya pikir aspirasinya adalah untuk menang di tingkat internasional, seperti yang dilakukan skuad Italia, dengan memainkan sepakbola yang inovatif dan berani,” tukas Arrigo Sacchi.***