KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar
Wakil Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin saat dikunjungi Imam Syamsi Ali asal New York, Amerika Serikat di kediamannya. (Bagian Pemberitaan dan Media DPD RI)

Wowsiap.com - Umat Islam di Indonesia diminta untuk selalu memahami dan menjalankan ajaran Islam secara moderat atau Islam washatiyah. Hal itu agar mampu menjadi faktor determinan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di tengah situasi politik nasional yang kian memanas, posisi dan peran umat Islam Indonesia tentu akan sangat menentukan,” kata Wakil Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin saat dikunjungi Imam Syamsi Ali asal New York, Amerika Serikat di kediamannya, Senin (27/6) malam.

Dirinya juga sangat berharap bahwa sikap politik dan posisi umat Islam Indonesia semakin berkembang dibandingkan dengan pemilu yang lalu. Terutama pada isu politik identitas.

“Agar menjadi faktor determinan dalam politik kebangsaan, umat Islam Indonesia harus 
belajar dari umat Islam di AS, yang menjalankan syari'at Islam secara washatiyah atas dasar ilmu pengetahuan. Sedikit secara jumlah, tetapi cukup menentukan kehidupan sosial politik di sana,” ujarnya.

Tentunya kondisi itu membutuhkan peran penting para pendakwah Islam yang moderat dan tidak arogan atau justru provokatif. Sehingga masyarakat modern yang rasional mampu mendapatkan pemahaman yang utuh tentang Islam yang sesungguhnya.

“Oleh karena itu, kami juga mengundang rekan-rekan media untuk men-deliver informasi penting tentang relasi Islam dan otoritas AS atau kehidupan komunitas Islam ASkepada masyarakat Indonesia. Bahwa hanya dengan prinsip washatiyah, Islam mampu tumbuh dan berkembang, bahkan di negara yang paling liberal dan sekuler sekalipun,” tandasnya.

Adapun Imam Syamsi Ali mengungkapkan, untuk menjaga kohesivitas sosial masyarakat Indonesia yang plural, hubungan antar kelompok agama harus dibangun atas dasar kesadaran kolektif. Kelompok mayoritas harus melindungi saudaranya yang minoritas, sementara minoritas harus menghormati kelompok mayoritas.

“Kelompok mayoritas wajib melindungi dan tidak semena-mena terhadap saudaranya yang minoritas. Tapi minoritas juga harus tahu diri agar terjalin hubungan sosial bangsa yang harmonis,” tegasnya.