Pimpinan MPR RI akan mengadakan pertemuan dengan para duta besar negara sahabat pada Kamis, 9 Juni mendatang.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Bagian Pemberitaan MPR RI)
“Majelis Syuro Dunia rencananya akan melibatkan parlemen negara berpenduduk muslim yang menjadi anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI),” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Gedung MPR RI Senayan, Jakarta, Rabu (8/6).
Menurutnya, Majelis Syuro Dunia merupakan gagasan dari MPR RI. Gagasan tersebut juga didukung Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Dari sekitar 57 negara anggota OKI, setidaknya terdapat 9 negara yang memiliki sistem keparlemenan Lembaga Majelis Syuro tetapi memberlakukan sistem dua kamar (bicameral).
“Kesembilan negara tersebut yang akan dioptimalkan untuk bekerja sama membentuk forum Majelis Syuro Dunia. Sebagai langkah awal, MPR RI akan memaksimalkan peran para duta besar dari kesembilan negara tersebut, sehingga tidak perlu secara langsung melakukan kunjungan kerja luar negeri ke masing-masing negara yang bersangkutan,” ujarnya.
Para duta besar dari kesembilan negara tersebut yang akan hadir antara lain, Duta Besar Oman H.E. Al Sayyid Nazar Al Julanda bin Madjid Al Said, Duta Besar Maroko H.E Quadia Benabdellah, Duta Besar Saudi Arabia H.E Esam A.Abid Althagafi, Duta Besar Iran H.E Mohammad Azad, Duta Besar Qatar H.E Ms.Fawziya Edress Salman Al-Sulaiti, Duta Besar Bahrain H.E Ahmad Abdulla Alharmasi Alhajeri, dan Kuasa Usaha Ad Interim Brunei Darussalam H.E Dayang Yuhanizah Binti Dato Paduka Dr haji Ismail,” paparnya.
Dia menjelaskan, kehadiran forum Majelis Syuro Dunia bisa memperkaya saluran komunikasi antar parlemen dari berbagai negara berpenduduk mayoritas muslim dunia. hal itu dalam rangka menyikapi isu dan persoalan yang dihadapi umat Islam.
“Antara lain di bidang perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM, dan toleransi. Sekaligus juga memperkuat keberadaan berbagai organisasi parlemen islam sejenis, seperti Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC),” tandasnya.
Pembentukan forum Majelis Syuro Dunia juga memiliki tujuan khusus. Antara lain, membangun sinergi antar pemangku kepentingan (stakeholders) yang terdiri dari aktor negara dan non-negara.
“Hingga menyatukan wadah kerjasama majelis syura atau lembaga yang sejenis dengan lembaga eksekutif dan masyarakat sipil dari negara-negara anggota,” tuturnya.
Pembentukan forum Majelis Syuro Dunia tersebut juga telah mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan. Antara lain Raja Arab Saudi King Salman bin Abdulaziz al-Saud. Selain itu, Ketua Parlemen Arab Saudi Mr. Abdullah bin Muhammad Al Ash-Sheikh dan Ketua Parlemen Maroko Mr. Hakim Benchamach.
Dukungan juga datang dari Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami) Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al Issa.
Alasan
Dikatakan, setidaknya ada lima alasan penting urgensi pembentukan forum Majelis Syuro Dunia. Pertama, isu dan persoalan umat muslim di suatu negara potensial berimbas pada negara lain, langsung maupun tidak langsung.
“Mengingat ikatan solidaritas keislaman begitu kuat antara umat Islam, sehingga dibutuhkan bermacam saluran aspirasi sesuai dengan karakteristik isu dan persoalan tersebut,” tegasnya.
Sedangkan yang kedua, setiap isu perlu didekati dengan formula kerja sama lembaga yang sesuai dengan isu tersebut. Tidak mungkin semua isu hanya disikapi oleh satu lembaga, karena kapasitas setiap lembaga terbatas.
“Ketiga, kerjasama antar lembaga dalam forum atau lembaga internasional harus menghasilkan penguatan kelembagaan bagi internal lembaga itu sendiri. Keempat, kerjasama antar lembaga dalam forum atau lembaga internasional diharapkan menghasilkan rekomendasi strategis,” ucapnya.
Dimana bisa ditindaklanjuti lembaga itu di dalam negaranya, sesuai tugas dan fungsi lembaga tersebut. Sedangkan yang kelima, kerjasama antar lembaga dalam organisasi internasional diharapkan dapat menguatkan kontribusi lembaga internasional yang sudah lama eksis.
“Khususnya dalam menyelesaikan persoalan umat Islam pada khususnya dan persoalan global pada umumnya. Selain itu juga menyikapi isu dan persoalan yang dihadapi umat Islam, antara lain di bidang perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM dan toleransi,” paparnya.