Banyak yang Hilang, Nasib TKI di Arab Saudi Memprihatinkan

Kondisi sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, cukup memprihatinkan. Sebab, sebagian TKI tertimpa masalah bahkan belum ditemukan keberadaannya. 

Banyak yang Hilang, Nasib TKI di Arab Saudi Memprihatinkan

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Bagian Pemberitaan dan Media DPD RI)

Wowsiap.com - Kondisi sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, cukup memprihatinkan. Sebab, sebagian TKI tertimpa masalah bahkan belum ditemukan keberadaannya. 

“Berbagai laporan media - termasuk media sosial - terhitung tanggal 19 Maret 2021, menyebut ratusan TKI masih belum ditemukan di Arab Saudi karena berbagai alasan,” kata Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Mekkah, Arab Saudi, Jumat (13/5).

Menurutnya, ada dugaan para TKI yang tanpa kabar itu disekap, dianiaya, hingga melarikan diri dari majikan dan menjadi terlantar. Kondisi tersebut membuat mereka tak dapat pulang ke Indonesia.

“Sebab, paspor dan HP mereka ditahan oleh majikan dan gaji merekapun belum dibayarkan. Bahkan, ada ART yang tak dapat lagi dihubungi oleh pihak keluarga selama 10 tahun dan ada pula yang sudah menghilang lebih dari 20 tahun,” ujarnya.

Salah satu contohnya adalah Sophia, wanita asal Sukabumi yang hilang selama 11 tahun. Dia baru ditemukan pada Oktober 2020, karena adanya pencarian melalui Facebook yang digerakkan oleh pihak keluarga dan warga Indonesia di Arab dan yang di Indonesia.

“Sebelumnya, Sophia disekap oleh majikan yang melarang dia pulang ke Indonesia meskipun visanya sudah berakhir. Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) melaporkan, ART tersebut hilang kontak dengan keluarga karena disekap atau kabur dari majikan di tengah pemberlakuan sistem Kafala,” tandasnya.

Belum Diketahui
Dikatakan, ada ratusan pekerja rumah tangga asal Indonesia seperti Sophia yang belum diketahui keberadaannya. Hal itu berdasar laporan media massa pada Maret 2022. 

“Setahun sebelumnya, yaitu Maret 2021, pemerintah Arab Saudi telah mereformasi sistem Kafala. Tapi ini hanya untuk pekerja profesional, tidak termasuk pekerja rumah tangga,” tegasnya.

Hal itu membuatnya pesimistis dan perubahan kebijakan Kafala tersebut tidak akan mengubah situasi yang dihadapi para TKI yang bekerja di sana. Karena ketika diberlakukan moratorium pengiriman TKI sejak 2015, ada kekhawatiran di pihak majikan Arab bahwa akan sulit memperoleh ART Indonesia lagi.

“Sehingga ART yang sudah bekerja di sana, tidak diizinkan untuk kembali ke Indonesia. Karena itu, saya meminta semua elemen untuk memberi informasi dan data untuk membantu KBRI di Riyadh,” imbuhnya.

Hal itu agar lebih cepat menangani persoalan-persoalan seputar pekerja migran Indonesia. 

TKI Arab Saudi ART Kafala moratorium